Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Ketua Umum Partai Penuh Canda Dukung Jokowi-JK

Kompas.com - 27/05/2014, 15:39 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana riuh dan penuh canda mewarnai agenda pertemuan lima ketua umum partai politik yang mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014. Aura optimistis memenangkan pilpres begitu terasa dan tanpa sedikit pun ada aroma ketegangan.

Kelima ketua umum partai politik itu adalah Megawati Soekarnoputri (PDI-P), Surya Paloh (Partai Nasdem), Muhaimin Iskandar (PKB), Wiranto (Hanura), dan Sutiyoso (PKPI). Kelima partai itu adalah pengusung dan pendukung Jokowi-JK pada pilpres tahun ini.

Wadah yang mempertemukan kelima ketua umum itu adalah Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem, yang digelar di Ancol, Jakarta, Selasa (27/5/2014). Dalam acara ini, Jokowi-JK juga hadir. Suasana seketika riuh saat semua ketua umum itu memasuki ruang acara. Tak lama berselang, Jokowi-JK datang bersamaan dan langsung duduk persis di sebelah Megawati.

Sebagai tuan rumah, Paloh mendapat kesempatan pertama menyampaikan pidato politiknya. Meski sempat salah menyebut nama Megawati menjadi Rachmawati, antusiasme peserta pada orasi Paloh masih tetap tinggi. Paloh juga secara khusus meminta Megawati memberikan applaus atas pidatonya. Megawati lalu tersenyum, begitu juga dengan Paloh dari atas podium.

Setelah Paloh, Muhaimin atau dikenal dengan Cak imin mendapat kesempatan berbicara. Dengan lantang, ia berjanji akan memberikan minimal 12 juta suara untuk Jokowi-JK pada pilpres nanti. "Ibu Mega, anakmu yang hilang ini akan memberikan 12 juta suara untuk pemenangan Jokowi-JK," ujarnya.

Cak Imin menggunakan frasa "anakmu yang hilang" untuk mengingatkan kembali pernyataan Megawati. Beberapa waktu lalu, Megawati sempat membuka rahasia bahwa ia dititipi Cak Imin oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Tak ingin ketinggalan, Wiranto yang mendapat kesempatan berpidato selanjutnya juga melontarkan guyonan segar. Pada awal sambutannya, ia mengucapkan selamat kepada Partai Nasdem yang berhasil mendapat suara signifikan meski baru mengikuti pemilu pada tahun ini. "Luar biasa Nasdem sudah bisa mengalahkan 'saudara tuanya'," kata Wiranto yang disambut tepuk tangan peserta Rakernas.

Wiranto melontarkan pernyataan itu karena posisi Hanura ada di bawah Nasdem dalam Pemilu Legislatif 2014. Padahal, Hanura telah lebih dulu mengikuti pemilu dan memiliki basis pendukung di hampir semua wilayah.

Saat Wiranto turun dari podium, pembawa acara memanggil Sutiyoso untuk memberikan orasi politiknya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku segan jika harus berbicara melebihi Wiranto karena merupakan seniornya di dunia militer. "Beliau atasan saya, jadi saya enggak bisa ngomong melebihi atasan saya," seloroh Sutiyoso. Mendengar itu, Wiranto dan ketua umum partai lainnya tampak tersenyum.

Sebagai tokoh paling senior, Megawati mendapat kesempatan berpidato terakhir. Megawati mengaku harus kreatif untuk menentukan tema pidatonya agar berbeda, segar, dan bermakna. Ia menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk berpidato. Banyak hal yang disampaikan, mulai dari pengalaman politik, sampai pada pengalaman semasa jadi wakil presiden dan presiden.

Sadar bahwa telah berpidato lama, Megawati berceletuk, "Kalau saya terlalu banyak bercerita, Bang Surya (Paloh) nanti anak buahnya bisa masuk ke PDI-P."

Tak lama berselang, pidato Megawati pun usai. Pada ujung katanya, ia meminta semua partai pengusung untuk solid mengupayakan pemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Loyalitas Pegawai KPK Dikeluhkan, Rekrutmen Independen Patut Dipertimbangkan

Loyalitas Pegawai KPK Dikeluhkan, Rekrutmen Independen Patut Dipertimbangkan

Nasional
KPK Mesti Lakukan Terobosan Supaya Pegawai Independen dan Loyal

KPK Mesti Lakukan Terobosan Supaya Pegawai Independen dan Loyal

Nasional
Belum Lirik Sandiaga, PKB Masih Prioritaskan Marzuki Mustamar untuk Pilkada Jatim

Belum Lirik Sandiaga, PKB Masih Prioritaskan Marzuki Mustamar untuk Pilkada Jatim

Nasional
Menkes Sebut Dokter Asing Didatangkan untuk Selamatkan Bayi Kelainan Jantung

Menkes Sebut Dokter Asing Didatangkan untuk Selamatkan Bayi Kelainan Jantung

Nasional
MKD Sebut Perputaran Dana Dugaan Judi Online di DPR Capai Rp 1,9 Miiar

MKD Sebut Perputaran Dana Dugaan Judi Online di DPR Capai Rp 1,9 Miiar

Nasional
DPR Desak Kapolri Buka Lagi Kasus Afif yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

DPR Desak Kapolri Buka Lagi Kasus Afif yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Nasional
Bantah KPK, Kejagung: Kami Terbuka Jalankan Fungsi Koordinasi dan Supervisi

Bantah KPK, Kejagung: Kami Terbuka Jalankan Fungsi Koordinasi dan Supervisi

Nasional
Soal Revisi UU Polri, Pengawasan Eksternal Harusnya Ditingkatkan lewat Dewan Kepolisian Nasional

Soal Revisi UU Polri, Pengawasan Eksternal Harusnya Ditingkatkan lewat Dewan Kepolisian Nasional

Nasional
Jokowi, Luhut Hingga Sri Mulyani Bahas Aturan IUPK Batu Bara, Pajaknya Bakal Naik?

Jokowi, Luhut Hingga Sri Mulyani Bahas Aturan IUPK Batu Bara, Pajaknya Bakal Naik?

Nasional
Menkes Akui Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Malaysia, Inefisiensi Penyebabnya

Menkes Akui Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Malaysia, Inefisiensi Penyebabnya

Nasional
Redupnya Politik Buruh di Panggung Elektoral

Redupnya Politik Buruh di Panggung Elektoral

Nasional
DPR Undang Para Eks Mendikbud Bahas Biaya Pendidikan, Anies Tak Hadir

DPR Undang Para Eks Mendikbud Bahas Biaya Pendidikan, Anies Tak Hadir

Nasional
Kapolri: Pengawas Eksternal Juga Monitor Penanganan Kasus Dugaan Penganiayaan AM di Padang

Kapolri: Pengawas Eksternal Juga Monitor Penanganan Kasus Dugaan Penganiayaan AM di Padang

Nasional
Modal 'Hattrick' Menang Pemilu, PDI-P Klaim Paling Siap Hadapi Pilkada

Modal "Hattrick" Menang Pemilu, PDI-P Klaim Paling Siap Hadapi Pilkada

Nasional
60 Orang yang Bekerja di DPR Terindikasi Main Judi Online, 2 di Antaranya Anggota DPR

60 Orang yang Bekerja di DPR Terindikasi Main Judi Online, 2 di Antaranya Anggota DPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com