JAKARTA, KOMPAS.com -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) disarankan mensyukuri hasil Pemilu Legislatif 2014, yang berdasarkan hitung cepat memperoleh sekitar 19 persen. Meski hasilnya meleset dari angka yang ditargetkan, tetapi perolehan suara itu dianggap sudah sangat baik untuk PDI-P.
"PDI-P enggak perlu menyesal," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito, Jumat (11/4/2014).
Arie menuturkan, PDI-P memang telat mengapitalisasi figur Joko Widodo sebagai bakal calon presiden. Namun, pria yang akrab disapa Jokowi itu dianggapnya berhasil mendongkrak perolehan suara PDI-P di pileg.
Lebih jauh, Arie menyampaikan, perolehan suara PDI-P di pileg belum tentu dapat mencapai 19 persen jika tak menetapkan Jokowi sebagai bakal capres. Jika nantinya Jokowi jadi bertarung di arena pilpres, ia yakin perolehan suaranya akan jauh lebih tinggi dibanding suara PDI-P.
"Pemilih Jokowi akan banyak berasal dari pemilih partai lain. Misalnya pemilih Golkar, kan belum tentu milih Ical di pilpres nanti," ujarnya.
Arie juga mengimbau agar PDI-P lebih cermat menentukan langkah koalisi menghadapi pilpres mendatang. Keputusan koalisi yang keliru akan berakibat buruk pada hasil di pilpres.
Sebelumnya, PDI-P menargetkan suara mencapai 27 persen. Sejumlah kalangan menilai, PDI-P tak berhasil memenuhi target itu karena tak mampu memaksimalkan "Jokowi Effect". Salah satunya, PDI-P dianggap terlambat menetapkan Jokowi sebagai bakal calon presiden.
Setelah pemilu legislatif, PDI-P langsung melakukan evaluasi internal dan membahas strategi koalisi. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ditunjuk sebagai ujung tombak dalam melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol.
Sampai saat ini, elite-elite PDI-P telah menjalin komunikasi dengan elite partai lainnya, antara lain Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Harian Partai Demokrat Sjariefudin Hasan, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.