Kata Winston Churchill, ”The price of greatness is responsibility”. Sebuah bangsa besar ditentukan kebesaran para pemimpinnya dan juga kebesaran segenap warganya.
Siapakah yang wajib memutus mata rantai lingkaran setan budaya tuding itu? Paling mudah adalah dengan ”menuding” para pemimpin itu. Namun, dengan menuding para pemimpin yang berkewajiban memberantas budaya tuding, berarti kita sendiri berperan melestarikan budaya tuding. Soalnya, yang paling bertanggung jawab memutus lingkaran setan budaya tuding, ya, kita semua yang termasuk dalam kategori manusia dewasa Indonesia.
Dua tugas pokok kita sebagai manusia Indonesia dewasa. Pertama, mendidik anak-anak kita belajar bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan sikap dan perilakunya. Jangan lagi suka mengambil alih tanggung jawab anak dengan dalih ingin menjadi orangtua yang bertanggung jawab. Itu tak mendidik, tetapi menjerumuskan anak. Kelak anak akan jadi manusia kerdil.
Kedua, memilih dengan penuh tanggung jawab para pemimpin yang berlaga, baik di tingkat dae- rah maupun tingkat nasional sesaat lagi. Kita wajib memilih para pemimpin yang tidak dihinggapi budaya tuding dalam rekam jejaknya. Kita wajib memilih dengan tanggung jawab yang total dan bulat, tidak asal nyoblos.
Saya jadi teringat kebijaksanaan lama yang mengajarkan: ketika kamu menuding orang lain dengan jari telunjukmu, pada saat itu ketiga jarimu yang lain menuding dirimu sendiri.
Herry Tjahjono, Terapis Budaya Perusahaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.