Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ketum" Juga Kode untuk Tamsil Linrung

Kompas.com - 28/02/2012, 00:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah "Pak Ketum" tidak hanya merupakan kode untuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar. Sebutan ini juga merujuk kepada Wakil Ketua Badan Anggaran Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Tamsil Linrung.

Ihwal "Pak Ketum" untuk kode Tamsil ini diungkapkan Ali Mudhori, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Asal Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (27/2/2012) malam. Ali diperiksa sebagai saksi bagi terdakwa kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID), Dadong Irbarelawan.

"Ada dua segmen. Kalau ketum yang saya maksud, intensifnya ketemu Tamsil. Ketum itu Ketua Umum Masyarakat Nelayan, ketua umumnya Pak Tamsil," kata Ali menjawab pertanyaan hakim soal siapa yang dimaksud dengan "Pak Ketum".

Menurutnya, ada dua versi arti istilah "Pak Ketum" ini. Versi pertama menurut Ali merupakan kode untuk Tamsil, sedangkan versi kedua, katanya, kode yang biasa digunakan Fauzi (mantan anggota tim asistensi Menakertrans) yang sering menyebut nama Muhaimin. "Karena Fauzi sering sebut nama menteri, saya ikutin Fauzi juga," kata Ali.

Istilah "Pak Ketum" ini terungkap dalam sejumlah rekaman pembicaraan Ali, termasuk dalam rekaman pembicaraan Ali dengan Fauzi pada 15 Agustus 2011. Melalui telepon, Ali mengatakan kepada Fauzi soal adanya uang ke DPR, tetapi belum ada aliran uang ke Kemennakertrans. "Itu saya khawatir dengan Pak Malik (Sindu Malik), jadi ada barang-barang dikasih ke Senayan (DPR), di sini enggak sama sekali. Senayan 20, di sini belum," kata Ali dalam rekaman itu.

Fauzi kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa "Pak Ketum" ketakutan. "Payah sekali ya, padahal itu yang narik si Dadong. Saya paham sih, tapi Ketum-nya ketakutan," ujar Fauzi seperti dalam rekaman.

Saat dikonfirmasi soal rekaman pembicaraanya dengan Fauzi ini, Ali mengaku tidak begitu paham. Menurutnya, saat itu Fauzi mendapat informasi dari Sindu Malik (pensiunan Kementerian Keuangan) soal adanya uang yang akan dititipkan oleh Dadong dan I Nyoman Suisnaya.

Jaksa kemudian menanyakan kepada Ali tentang identitas "Pak Ketum" yang dimaksud dalam rekaman pembicaraan tersebut. "Sekarang konteksnya dalam pembicraan ini, itu ketum yang mana?" tanya jaksa. Ali menjawab kalau "Pak Ketum" dalam pembicaraan itu merujuk pada versi Fauzi. "Yang dimaksud Fauzi," ujarnya.

Ali tidak berani menyebut nama Muhaimin saat jaksa kembali bertanya kepadanya. "Saya enggak ngerti yang dimaksud (Fauzi itu) siapa," ucap Ali. Jaksa kembali bertanya, "Kalau menurut Fauzi, itu Muhaimin Iskandar. Kalau Anda?" tanya jaksa. "Saya tidak dikasih tahu," jawab Ali.

Dalam persidangan sebelumnya, Fauzi mengakui bahwa "Pak Ketum" merupakan kode untuk Muhaimin. Namun, dia hanya mencatut nama Muhaimin itu.

Kasus dugaan suap PPID ini melibatkan Dadong, Nyoman, dan pengusaha Dharnawati. Dadong dan Nyoman merupakan pejabat Kemenakertrans itu dan didakwa menerima suap Rp 2 miliar dari Dharnawati. Adapun Dharna divonis 2,5 tahun penjara dalam kasus ini karena dianggap terbukti memberikan commitment fee senilai Rp 1,5 miliar ke Menakertrans.

Dharnawati berdalih uang itu merupakan pinjaman untuk Menteri Muhaimin guna membayar tunjangan hari raya. Adapun Ali Mudhori, Fauzi, Sindu Malik, dan pengusaha Iskandar Pasojo disebut terlibat dalam proses penyerahan fee itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com