Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Gagah, yang Penting Jujur

Kompas.com - 16/09/2010, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri baru tak perlu ganteng atau gagah. Yang penting jujur dan bisa membawa institusi kepolisian ke arah yang lebih baik. Itulah harapan dari beberapa warga Jakarta, Kamis (16/9/2010), saat dimintakan pendapat mengenai sosok ideal seorang Polri-1.

Pendapat itu, dua di antaranya, diungkapkan oleh Sulistya dan Wahyuni. "Biarpun orangnya secara fisik enggak gagah, enggak apa-apa deh. Yang penting jujur. Saya pikir, kalau pemimpin enggak jujur, kepemimpinannya pasti enggak baik," kata Sulistya, seorang karyawan swasta.

Ia mengaku prihatin dengan permasalahan yang mengaitkan institusi Polri. Sebagai konsumen media, Sulistya mengaku selalu mengikuti berbagai peristiwa yang terjadi. Sebut saja mulai dari kasus Cicak vs Buaya, kasus rekening gendut, hingga Anggodo Widjojo.

"Yang terakhir soal rekaman percakapan yang katanya rekayasa, biar pimpinan KPK kena kasus. Saya mengikuti terus dan berpikir, kenapa negara ini seperti ini ya?" lanjut dia.

Menurutnya, sebagai institusi penegak hukum, Polri harus bisa menjadi teladan bagi penegakan hukum dan moral. "Kalau institusinya enggak baik, bagaimana bisa menegakkan hukum?" kata Sulistya retoris.

Sementara itu, Wahyuni juga mengutarakan pendapat yang sama. Secara jujur ia mengakui tak terlalu mengikuti dinamika berbagai peristiwa, termasuk tak mengetahui bahwa akan ada pergantian Kapolri.

Baginya, siapa pun yang terpilih diharapkan bisa membawa Polri ke arah yang lebih baik. "Kalau masyarakat ini enggak tahu apa-apa ya. Siapa yang mau nggantiin, saya enggak tahu. Jadi harapannya yang umum-umum saja. Yang penting, pemimpin itu harus jujur dan bermoral. Itu saja yang dijaga," kata Wahyuni.

Ia juga menitip pesan agar Kapolri baru bisa mengikis hal-hal buruk yang bisa mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap polisi. "Misalnya, jangan kalau orang kaya yang punya kasus gampang lepas. Kalau orang miskin, sampai jual ini-itu buat nyogok polisi. Yang seperti ini harus dihilangkan," ujar karyawati sebuah perusahaan asuransi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Nasional
    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    Nasional
    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

    Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

    Nasional
    Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

    Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

    Nasional
    Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

    Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

    Nasional
    Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

    Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

    Nasional
    JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

    JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

    Nasional
    Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

    Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

    Nasional
    Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

    Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

    Nasional
    PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

    PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

    Nasional
    Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

    Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

    Nasional
    Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

    Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

    Nasional
    Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

    Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com