Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Hilang sejak Maret

Kompas.com - 28/07/2009, 07:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Suami Arina Rahmah (23), yakni Ade Abdul Halim, terakhir kali berada di Cilacap, Jawa Tengah, pada Maret 2009. Setelah itu, laki-laki yang mengaku asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu hilang tanpa kabar. Polisi menduga Ade Abdul Halim sebagai teroris.

Pengacara Arina Rahmah, Asluddin Hadjani, Senin (27/7), mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan polisi terhadap ibu dua anak balita tersebut, Ade Abdul Halim selama ini mengaku kepada istrinya sebagai humas dari sebuah pondok pesantren di Makassar. Arina diperiksa polisi sebagai saksi karena diduga mengetahui keberadaan suaminya itu. Polisi mencurigai Abdul Halim adalah Noordin M Top, buronan teroris paling dicari.

Mirip suaminya

Menurut Asluddin, ketika Abdul Halim meninggalkan keluarganya pada Maret lalu, Arina tidak banyak bertanya kepada suaminya. Sebab, selama ini Abdul Halim memang kerap bepergian. Saat diperlihatkan tiga foto Noordin M Top oleh polisi, Arina mengakui ketiganya memang mirip dengan suaminya.

Menurut Arina, kepada polisi, suaminya sering meninggalkan keluarga cukup lama, bisa sampai enam bulan. Ketika pulang, suaminya selalu berada di dalam rumah, bahkan kerap kali ikut membantu memasak dan memandikan anak.

Ketika pergi lama, suaminya beberapa kali berkirim surat kepada Arina yang selama ini diterima via ayahnya, Bahrudin.

Arina merupakan salah satu anak dari Bahrudin Latif, orang yang dicari-cari polisi sejak Juni lalu. Bahrudin menikahkan Arina dengan Ade Abdul Halim pada 2005 di rumah mereka di Desa Pasuruhan, Binangun, Cilacap. Ketika itu, sosok pengantin laki-laki (Abdul Halim) tak pernah diperlihatkan kepada para tamu yang diundang dalam upacara pernikahan.

Tanggal 24 Juli, Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri juga menyebutkan, Brd (Bahrudin) merupakan mertua dari orang yang diburu polisi.

Asluddin menjelaskan, Arina dan ibunya, Dwi Astuti Anggraeni, diperiksa polisi sejak 22 Juli. Meskipun ada surat penangkapan terhadap keduanya, status hukum mereka sebagai saksi. Keduanya dianggap polisi mengetahui keberadaan Noordin M Top.

Selain itu, pemeriksaan terhadap Arina dan Astuti juga terkait dugaan polisi akan keterlibatan sel binaan Noordin M Top dalam pengeboman paralel di dua hotel di Mega Kuningan, Jakarta, yaitu JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli. Pengeboman itu menewaskan sembilan orang dan melukai 55 orang lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com