Arina dan kedua anaknya serta Astuti kini berada di suatu rumah di Jakarta yang diasuh lima polisi wanita. Keduanya juga menjalani pemeriksaan oleh polwan.
Sementara itu, kata Asluddin, Arina dan Astuti terakhir kali bersama-sama dengan Bahrudin pada Juni 2009. Setelah tersangka terorisme Saefudin Zuhri—masih kerabat Bahrudin—ditangkap di Cilacap, 21 Juni, Bahrudin sekeluarga pergi ke Ngawi, Jawa Timur.
Sebelumnya, mereka mampir ke DI Yogyakarta menghadiri kerabat yang menikahkan anaknya. Di Ngawi, Bahrudin kemudian meninggalkan keluarganya untuk suatu urusan. Astuti dan Arina tidak bertanya-tanya lebih jauh soal kepergiannya.
Lebih dari satu orang
Informasi yang dihimpun di kepolisian menyebutkan, polisi mendeteksi kamar 1808 di Hotel JW Marriott sempat ditinggali oleh lebih dari satu orang. Di kamar itu, seusai peledakan, polisi menemukan satu bom rakitan yang tidak meledak, yang karakter rakitannya mirip dengan bom produksi sel Noordin M Top. Bom dalam tas laptop hitam itu dikombinasi dengan mur baut yang dilekatkan di seluruh permukaan dalam di rangka rakitan bom.
Orang-orang yang sempat tinggal atau singgah di kamar 1808 itu masih terkait dengan kelompok Al-Ghuroba di Pakistan, semacam kelompok diskusi mahasiswa Indonesia dan Malaysia. Salah satu bekas anggotanya adalah Gun Gun Rusman Gunawan, adik Hambali. Gun Gun di persidangan terungkap mengatur dana dari Pakistan dari tokoh Al Qaeda, Khalid Sheikh Mohammad, untuk peledakan JW Marriott pada 2003.
Sebelumnya, polisi menelusuri lalu lintas pesan melalui internet antaranggota kelompok yang dicurigai. Dalam salah satu pesan itu terungkap semacam permintaan perpindahan orang-orang dari Semarang ke Jakarta.
Senin, polisi menggelar rekonstruksi peristiwa bom bunuh diri di kedua hotel itu. Rekonstruksi menghadirkan taksi yang diduga dijadikan alat transportasi untuk mengantar para pelaku ke hotel itu. Tampak hadir taksi Pusaka Lintas dari Blue Bird dengan nomor polisi B 2784 BL dan nomor pintu LL 784.
Tim identifikasi juga melakukan rekonstruksi di lobi Hotel JW Marriott saat salah satu terduga pelaku turun dari taksi dan membawa dua tas. Rekonstruksi di lobi hotel itu hanya berlangsung beberapa menit dan tim identifikasi langsung menuju terowongan yang menghubungkan antara JW Marriott dan Ritz-Carlton.
Yani dan Koko