Dalam sambutannya sebagai rais aam terpilih, Miftachul mengaku hanya bisa menerima keputusan dan tidak bisa membantah hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 kiai sepuh NU.
"Sudah diumumkan KH Zainal Abidin, keputusan AHWA. Saya tidak tahu apa yang akan saya sampaikan. Rasanya hanya seperti seorang yang salah meminum obatnya, lolak lolok," kata Miftachul dalam sambutannya, Jumat (24/12/2021) dini hari.
"Apa yang diputuskan kami tidak bisa membantah, dan itu memang keadaannya," ujar dia.
Miftachul pun mengatakan, sebagai rais aam dirinya tidak akan bekerja sendiri, namun secara kolektif dan akan menjalankan tanggung jawabnya seperti ketentuan yang telah ditetapkan dalam AD/ART hasil Muktamar Ke-33 NU di Jombang.
"Tugas-tugas yang akan kami sampaikan dalam lima tahun yang akan datang adalah keputusan-keputusan program yang telah diputuskan melalui komisi-komisi dan semua yang telah diputuskan oleh muktamar, itulah acuan-acuan saya dan teman-teman nanti di dalam menjalankan roda PBNU selama lima tahun," kata Miftachul.
Miftachul Akhyar sebelumnya juga menjabat sebagai rais aam PBNU. Untuk diketahui, dirinya saat ini masih menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Adapun proses pemilihan rais aam dilakukan oleh sembilan kiai sepuh NU anggota AHWA.
Sembilan anggota tim AHWA itu terdiri dari KH Dimyati Rois, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Ma'ruf Amin, KH Anwar Manshur, TGH LM Turmuudzi Badaruddin. Kemudian, KH Miftachul Akhyar, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ali Akbar Marbun, dan Prof H Zainal Abidin.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/24/05150041/terpilih-jadi-rais-aam-pbnu-miftachul-akhyar-rasanya-seperti-salah-minum