Salin Artikel

Fakta Sementara Terkait Sriwijaya Air SJ 182: Lokasi Diduga Jatuh hingga Kondisi Pesawat

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pesawat tersebut hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas pukul 14.36 WIB dan dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB.

Sedianya, pesawat tiba pada pukul 15.15 WIB di Bandara Soepadio, Pontianak.

"Bahwa telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Budi dalam konferensi pers dari Bandara Soetta, Sabtu.

Menurut catatan, pesawat sempat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB.

Setelah itu, pesawat terpantau tidak sesuai dengan arah perjalanan. Selanjutnya, pesawat hilang dari radar.

"Karena itu ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Dalam hitungan second, target SJY 182 hilang dari radar," ujar Budi.

Sementara itu, berdasarkan data dari situs pemantau penerbangan, Flightradar24, penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 terpantau berhenti di sekitar 11 mil laut Bandara Soekarno-Hatta, di atas Kepulauan Seribu.

Pesawat tampak sempat melewati ketinggian 11.000 kaki, tetapi tiba-tiba ketinggian dan kecepatan pesawat turun drastis.

Posisi terakhir menunjukkan ketinggian 250 kaki di atas permukaan laut dengan kecepatan 358 knots.

1. Lokasi diduga jatuhnya pesawat

Sriwijaya Air SJ 182 pun diduga kuat jatuh di kawasan perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Kepala Seksi Pemerintahan dan Transit Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Surachman mengatakan, nelayan Pulau Lancang sempat mendengar ledakan di sekitar lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Nelayan Pulau Lancang juga melihat pesawat jatuh ketika hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

"(Nelayan) sempat mendengar ledakan dua kali di bawah laut dan dia melihat pesawat jatuh, lagi hujan lebat. Menurut mereka sekitar pukul 2 siang (pesawat jatuh)," kata Surachman, dikutip dari siaran langsung Kompas TV.

Kapten kapal, Eko mengatakan, awalnya ia mendapat laporan dari nelayan yang mendengar ledakan seperti suara petir. Lalu dilakukan pengecekan lokasi.

Selain itu, Eko mengaku melihat avtur atau bahan bakar pesawat di lokasi.

"Ada avtur dari dalam, kebetulan di situ kedalaman perairan 15-16 meter," kata dia.

2. Anak-anak dan bayi

Menhub Budi mengatakan, ada 50 orang penumpang di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak.

Di antara penumpang tersebut, terdapat  7 anak-anak dan 3 bayi.

"Total penumpang 50 orang, bersama 12 kru yang terdiri dari 43 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi," kata Budi seperti dilansir dari Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).

Budi pun meminta doa dari masyarakat Indonesia agar proses pencarian korban berjalan dengan lancar.

3. Upaya pencarian

Menhub juga menyatakan, pihak-pihak terkait telah berkoordinasi untuk melakukan pencarian Sriwijaya Air SJ 182. Ia mengatakan, upaya pencarian akan dimaksimalkan.

Sejak Sabtu kemarin, Badan SAR Nasional (Basarnas) telah mengerahkan kapal ke titik lokasi dugaan jatuhnya pesawat.

"Pukul 17.30 Bapak Presiden memberikan arahan untuk memaksimalkan upaya pencarian dan tentu sudah dikerahkan Kapal Basarnas," ujar dia.

Sementara itu, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji mengatakan, pencarian titik jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1/2021) malam terkendala visibilitas.

Namun demikian, Bambang mengaku pihaknya akan melakukan upaya maksimal.

"Pencarian lokasi pesawat diharapkan malam ini semaksimal mungkin sehingga apabila malam ini ditemukan titik jatuhnya pesawat, besok pagi kita akan bisa langsung melakukan pencarian maksimal," kata Bambang.

Ia menduga, Sriwijaya Air jatuh di antara Pulai Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Kedalamannya 20-23 mil.

4. Kondisi sehat

Pihak Sriwijaya Air pun telah angkat bicara terkait hal ini. Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan, pesawat SJ 182 dari seri Boeing 737-500 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu itu terbang dalam kondisi baik.

"Kondisi pesawat informasi yang saya terima dalam kondisi sehat," kata Jeff, dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

"Karena sebelumnya terbang ke Pontianak pulang-pergi, lalu ke Pangkal Pinang. Ini rute kedua ke Pontianak, jadi seharusnya tidak ada masalah," ujar dia.

Ia menyebutkan, keberangkatan pesawat memang sempat tertunda 30 menit dari jadwal seharusnya. Sebab, saat itu cuaca sedang hujan deras.

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," ujar dia.

5. Usia pesawat

Sementara, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai Sriwijaya SJ 182.

Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun. Ia dibuat pada tahun 1994.

Namun, Suryanto mengatakan, usia pesawat tidak memengaruhi kelaikan terbang selama dirawat dengan benar.

"Umur pesawat dibuat tahun 1994, jadi sekitar 25-26 tahun. Berapa pun umurnya, pesawat kalau dirawat sesuai regulasi yang berlaku dalam hal ini dari Ditjen Hubungan Udara, harusnya tidak ada masalah," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/10/08002331/fakta-sementara-terkait-sriwijaya-air-sj-182-lokasi-diduga-jatuh-hingga

Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke