Kalla mencontohkan momen dirinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 120 persen pada 2005 silam.
Saat itu, harga BBM sengaja dinaikkan jelang Ramadhan. Sebab, kata Kalla, waktu tersebut dinilai yang paling tepat.
"Pemimpin atau kita dalam mengambil keputusan harus sesuai waktu dan simpel," kata Kalla dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Selasa (28/7/2020).
"Jadi dua hari sebelum puasa kita naikkan (harga BBM) 120 persen," tuturnya.
Kalla bercerita bahwa kenaikkan harga BBM saat itu bermula dari kondisi keuangan negara tahun 2005 yang defisit luar biasa hingga sulit untuk bergerak.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kalla menghitung bahwa negara mau tidak mau harus menaikkan harga BBM 120 persen.
Harga bensin dinaikkan dari Rp 2.500 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Sedangkan harga minyak tanah dinaikan dari Rp 700 per liter ke Rp 2.000 per liter.
Dengan kenaikan harga tersebut, pemerintah menilai masyarakat tetap mampu membeli BBM.
Kalla pun mengusulkan ke kabinet untuk mulai menaikkan harga BBM jelang bulan puasa. Usulannya sempat ditentang para menteri.
Namun demikian, Kalla punya argumen kuat untuk pemerintah menaikkan BBM di waktu yang ia usulkan.
Menurut Kalla, pada bulan puasa, aktivitas masyarakat untuk memasak berkurang karena makan hanya dua kali sehari. Dengan begitu, kebutuhan minyak tanah akan berkurang.
Pada bulan puasa pula, masyarakat cenderung mengurangi aktivitas jalan-jalan menggunakan kendaraan, sehingga kebutuhan akan bensin juga menurun.
"Paling penting kalau bulan puasa orang tidak demo, karena susah demo bulan puasa, mesti minum," ujar Kalla.
Akhirnya, lanjut Kalla, dua hari jelang puasa atau awal Oktober 2005 pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM sebesar 120 persen.
"Kasih BLT (bantuan langsung tunai) ke hampir 20 juta keluarga. Demo hanya satu kali demo dan itu orang diam semua. Dan terjadilah kenaikan terbesar di dunia," ucap Kalla.
Pasca keputusan itu, Kalla menyebut sejumlah negara seperti Malaysia, Mesir, hingga India datang ke Indonesia untuk belajar bagaimana cara menaikkan harga BBM sebanyak 120 persen dan masyarakat tak protes.
Kalla pun menyampaikan bahwa keberhasilan itu terjadi karena keputusan diambil di waktu yang tepat.
"Karena timing yang tepat, solusinya kita ambil timing yang tepat," katanya.
Kalla menyebut, keputusan yang diambil pemimpin tidak bisa menyenangkan semua orang.
Menaikkan harga BBM misalnya, dipastikan bakal menuai kritik. Tetapi, saat itu pemerintah harus melakukannya untuk kebaikan negara.
"Jangan lupa keputusan itu tidak berarti menyenangkan semua orang, banyak keputusan yang tidak menyenangkan orang," kata Kalla.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/28/22243341/pengakuan-kalla-sengaja-naikkan-harga-bbm-jelang-bulan-puasa-2005