JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat tidak terlalu panik dalam merespons wabah virus corona. Sebab, kepanikan masyarakat dan berita hoaks terkait virus corona dapat mengguncang situasi.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat membuka rapat koordinasi nasional (rakornas) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) di Istana Wapres, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (9/3/2020).
"Bagaimana menghadapi ini, terutama jangan sampai ada kepanikan. Kepanikan itu menjadi musuh yang bisa menggoncangkan situasi dan berita hoaks," kata Ma'ruf.
Oleh karena itu, masyarakat pun diminta untuk mendengarkan informasi resmi dari pemerintah agar terhindar dari berita hoaks yang merugikan dan menyesatkan.
Dengan demikian, peran dai dinilainya sangat penting dan strategis untuk tetap menjaga suasana yang damai serta tenang.
Utamanya terkait dengan sebaran virus corona yang tengah ramai di tengah masyarakat saat ini.
Selain itu, Wapres juga mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kebersihan, karena kebersihan merupakan bagian dari iman.
"Makanya ada cara kita mencuci tangan, habis pegang apa-apa, harus disemprot. Itu kan ajaran Islam, kita mencuci tangan, mau makan cuci tangan, mau minum cuci tangan, wudu, apa lagi bukan hanya tangan, tapi muka dan sebagainya. Kita bukan hanya bersih, tapi suci," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah resmi mengumumkan bertambahnya pasien yang dikonfirmasi positif tertular virus corona.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers pada Minggu (8/3/2020) mengatakan, ada 6 pasien kasus Covid-19.
"Menambah dua kasus postitif. Pertama, disebut kasus 05. Laki-laki 55 tahun, ini adalah hasil laboratorium yang kita dapat," ujar Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Yuri melanjutkan, kasus 5 diperoleh dari pelacakan kontak terhadap kasus 1 (klaster Jakarta).
"Lanjutan dari tracking klaster Jakarta. Tadi dapat data laboratorium yang bersangkutan confirm Covid-19," kata dia.
Lalu yang kedua, pasien yang terkonfirmasi kasus Covid-19 yang disebut sebagai kasus 6 merupakan laki-laki berusia 36 tahun.
Yuri menyebut kasus 6 ini sebagai imported case, karena pasien diduga tertular saat berada di lokasi tempatnya bekerja. "Imported case yang dia dapat dari Jepang pada saat dia kerja sebagai awak kapal Diamond Princess," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/09/14543641/wapres-kepanikan-karena-virus-corona-bisa-guncang-situasi
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan