Randi dan Yusuf adalah mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari yang meninggal dunia dalam aksi demonstrasi menolak RKUHP dan revisi UU KPK di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara.
Pengamatan Kompas.com, keluarga Randi dan Yusuf tiba di KPK sekitar pukul 13.00 WIB.
Kedatangan mereka disambut penyidik KPK Novel Baswedan, Juru Bicara KPK Febri Diansyah dan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo.
Setelah bersalaman, rombongan kemudian berjalan menuju ke ruangan pertemuan.
Pertemuan itu sendiri berlangsung tertutup dari media massa.
Dalam keterangan tertulisnya, rombongan itu berkunjung untuk meneruskan aspirasi yang diperjuangkan oleh Randi dan Yusuf dalam aksi unjuk rasa yang kemudian merenggut nyawa mereka.
"Keluarga almarhun Randi dan almarhum Yusuf berada di Jakarta dan akan melakukan audiensi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melanjutkan semangat perjuangan penolakan pelemahan KPK yang dimiliki oleh almarhun Randi dan almarhun Yusuf," tulis keterangan resmi keluarga.
"Bahwa melawan pelemahan KPK merupakan salah satu yang diperjuangkan almarhum," lanjut mereka.
Sebelumnya, pihak keluarga Randi dan Yusuf juga telah beraudiensi dengan Komisi III DPR RI.
Menurut rencana, mereka juga akan beraudiensi dengan pihak Mabes Polri, Ombudsman dan Komnas HAM.
Diberitakan, Randi dan Yusuf adalah dua mahasiswa yang turut ambil bagian dalam demonstrasi menolak RKHUP dan revisi UU KPK, Kamis, 26 September 2019 lalu.
Kericuhan pecah di sela demonstrasi itu.
Randi (21) yang merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO), dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan.
Sehari setelahnya, ketua tim dokter forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari Raja Al Fatih Widya Iswara mengatakan, Randi tewas setelah mengalami luka tembak peluru tajam.
"Peluru masuk dari ketiak kiri melewati jalur panjang dan bengkok, menembus organ paru-paru kanan dan kiri, pembuluh darah, dan bagian mediastinum, yakni organ di antara rongga paru kanan dan kiri," kata Al Fatih.
Sementara itu, Muhammad Yusuf Kardawi (19) juga tewas dengan luka tembak di tubuhnya pada hari yang sama.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang turut melakukan investigasi menyebut, Yusuf tewas akibat ditembak di depan gedung Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tenggara.
"Diduga penembakan pertama terjadi terhadap Yusuf di pintu samping Disnakertrans, disusul dengan penembakan Randi," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras Yati Andriyani di kantornya, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Investigasi Kontras dilakukan dengan metode wawancara saksi mata di lapangan.
Kontras juga melakukan komunikasi dengan lembaga Ombudsman dan tim kuasa hukum korban serta kroscek dengan media di lokasi kejadian.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/12/14152961/keluarga-almarhum-randi-yusuf-sambangi-kpk-disambut-novel-baswedan