Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Kereta Api Cepat Pertama di Eropa Beroperasi

KOMPAS.com - Hari ini 37 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 September 1981, kereta api cepat pertama di Eropa mulai beroperasi di Perancis.

Kereta Api dengan nama "Train a Grande Vitesse (TGV)" memulai debutnya untuk perjalanan serba-cepat di Perancis untuk melayani antusiasme masyarakat.

Melalui kereta api cepat tersebut, masyarakat yang membutuhkan serta memprioritaskan waktu bisa menikmati keunggulan dari kereta ini. Jalur pertama yang digunakan dalam perjalanan awalnya adalah dari Kota Paris menuju Kota Lyon.

Ide awal

Kebutuhan akan waktu menjadi prioritas seseorang. Saat seseorang melakukan aktivitas tertentu, pertimbangan utama adalah mengenai waktu yang diperlukan.

Sebuah perusahaan berusaha untuk mewujudkan itu dengan menciptakan moda transportasi yang serba cepat guna membantu aktivitas dari seseorang.

Perusahaan asal Perancis, Alstom dan SNCF mulai mengembangkan teknologi kereta cepat untuk mendukung kesibukan dari seseorang.

Ide muncul pada era 1960-an, prototipe pertama kereta cepat menggunakan turbin gas dan memproduksi listrik sendiri yang berasal dari minyak. Namun, karena terjadi peningkatan harga minyak ketika itu, proyek ini tak mendapat respons baik.

Prototipe kereta dengan nama TGV mulai dikembangkan kembali pada 1974. Berbagai pengembangan dan teknologi dibuat untuk menyempurnakan rancangan kereta ini. Kereta ini akhirnya bisa diselesaikan pada 1981.

Harian Kompas edisi 24 September 1981 menyebutkan, Presiden Perancis Francois Mitterand telah meresmikan kereta api tercepat di dunia pada 22 September 1981. Kereta ini akan melayani dari kota Paris menuju Lyon.

TGV mempunyai delapan gerbong dan mempunyai kecepatan 380 kilometer per jam. Sebenarnya, kereta cepat pertama telah dikembangkan oleh Jepang dengan julukan Shinkansen pada era 1960-an.

Namun, karena kecepatannya ketika itu hanya sekitar 270 kilometer per jam, TGV bisa melampaui dan mencatatkan rekor kecepatan.

Pengembangan kereta tersebut membutuhkan dana sekitar 745 juta dollar. Alstom dan SNCF membuat 87 unit kereta api dengan tiap unitnya terdapat dua lokomotif beserta delapan gerbong. Kereta ini mampu mengangkut 386 penumpang.

Pelayanan pertama

Setelah diresmikan, pada 27 September 1981 kereta ini beroperasi dan memulai debut perdananya. Penyedia layanan kereta memberikan pengertian kepada pelanggan akan keunggulan kereta ini.

Awalnya, TGV akan melayani kota Paris menuju Lyon yang mempunyai jarak sekitar 450 kilometer. Dengan kecepatan 380 kilometer per jam, TGV mampu menempuhnya hanya 2 jam 40 menit.

Kabar ini tentunya begitu menggembirakan bagi penduduk Paris. Pasalnya, bagi mereka yang menginginkan mobilitas tinggi serta kecepatan waktu, TGV bisa memberikan solusi terbaik.

Harian Kompas edisi 29 September 1981, menjelaskan bahwa penumpang TGV merasa puas dengan pelayanan perdana kereta itu. Dua hari setelah percobaannya, kereta ini mampu melayani kecepatan waktu bagi penduduk Perancis.

TGV pun lebih cepat 50 kilometer daripada "Kereta Api Peluru" Shinkansen dari Jepang.

Setelah saat itu, maka jalur-jalur lain menuju Tours/Le Mans, Calais, Brussel dan Marseille juga dibuka. Pihak pengembang akan merealisasikan kereta cepat ini ke berbagai wilayah di Eropa.

Keberhasilan dari pengembangan ini juga mengakibatkan banyaknya tawaran pemesanan TGV dari berbagai negara.

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/27/11014821/hari-ini-dalam-sejarah-kereta-api-cepat-pertama-di-eropa-beroperasi

Terkini Lainnya

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke