Akhirnya, Pian menambahkan kaca film berwarna gelap di kaca angkotnya.
Hal itu agar buku-buku di dalam angkotnya tidak terlalu mencolok perhatian.
Satu hal yang menjadi harapan Pian. Ia berharap buku-bukunya diremajakan.
Sebab, karena terlalu sering dibuka penumpang, banyak halaman buku yang sobek.
Harapannya tersebut langsung dipenuhi Presiden Jokowi. Presiden berjanji akan mengirimkan 10.000 buku kepada setiap pegiat gemar membaca seperti Pian.
"Bagus sekali. Saya terima kasih banget kalau Presiden bagiin buku buat kami," ujar Pian.
Noken Pustaka
Beralih ke Bumi Papua, lain lagi kisah yang dialami Misbach Surbakti, pegiat gemar membaca di Manokwari, Papua Barat.
Aksinya itu dinamakan 'Noken Pustaka'.
Sesuai dengan namanya, ia dan beberapa rekannya membawa banyak buku di dalam noken.
Dengan menggunakan motor, perahu, hingga kuda, Misbach menyambangi desa-desa terpencil di Manokwari untuk memberikan bahan bacaan bagi anak-anak setempat.
"Di lima distrik di Manokwari, kami punya pos-pos baca," ujar Misbach.
Namun, jangan bayangkan pos baca itu berupa perpustakaan pada umumnya.
Pos baca yang didirikan bukan bangunan permanen, melainkan beratap jerami dan beralaskan tanah.
Buku-buku hanya diserakkan di atas meja.
"Namanya para-para. Di sana, anak-anak bisa bermain tanpa takut teras kotor. Kalau ke perpustakaan, anak itu rasa asing, takut lantai kotor, buku rusak sehingga mereka menjauh karena merasa perpustakaan bukan milik mereka," ujar Misbach.
Pendirian taman bacaan sederhana itu berawal dari kegelisahan Misbach terhadap kemampuan dasar membaca dan menulis anak-anak Papua.
Misbach merupakan guru SMP di daerah pinggiran Manokwari.
Setiap tahun, ia menerima pendaftaran siswa-siswi baru di sekolahnya.
Dia mencatat, 10 hingga 11 persen anak yang mendaftarkan diri masuk ke SMP belum memiliki kemampuan baca dan tulis yang baik.
Kondisi ini sebenarnya sudah diadukan ke pemerintah kabupaten setempat. Namun, tidak pernah ada tindak lanjutnya.
"Tapi saya tidak berniat menyalahkan siapapun. Tidak bermaksud mengajari siapapun dan mempersalahkan siapapun ya. Karena kalau hanya mencari siapa yang salah, itu bagaikan mengurai benang kusut yang tidak akan pernah selesai puluhan tahun," ujar Misbach.
"Saya dan guru-guru akhirnya mengintervensi langsung ke masyarakat. Menyandang noken, membawa buku-buku, keluar masuk kampung dengan harapan ini berpengaruh ke anak-anak," lanjut dia.
Harapan Misbach sama dengan Pian.
Ia ingin memperbanyak buku-buku bacaan anak-anak agar wawasan mereka semakin luas.
Janji Jokowi
Presiden Jokowi mendengarkan dengan baik sebagian besar kisah mereka.
Ia mengaku kagum melihat semangat para pegiat gemar membaca tersebut.
"Saya sangat surprise, sangat kagum, sangat kaget bahwa bermacam-macam cara dilakukan oleh Bapak, Ibu pegiat literasi ini dan ini sebuah gerakan yang menurut saya sangat bagus sekali. Tidak disentuh oleh pemerintah, tetapi mereka bergerak sendiri," ujar Jokowi, usai menerima pegiat gemar membaca di Istana Negara, Selasa.
Jokowi juga sempat melihat langsung moda-moda transportasi yang digunakan pegiat literasi.
Mulai dari angkot milik Pian, bemo 'Kutu Buku', motor penjual dadar telur yang dilengkapi dengan rak buku hingga sebuah motor tua yang dilengkapi keranjang penuh buku.
Jokowi juga sempat menghampiri 'motor pustaka'. Sang pemilik memamerkan motornya yang ia sebut sebagai rongsokan.
Bahkan, sang pemilik sempat memamerkan bekas knalpot yang sudah rusak karena copot di tengah jalan mengantar buku ke tengah masyarakat.
Presiden Jokowi berjanji akan mengirimkan 10.000 buku bacaan kepada setiap pegiat gemar membaca yang tersebar di Indonesia.
"Saya perintahkan di setiap titik, titik, titik, titik, itu dikirim paling tidak minimal 10.000 buku," ujar Jokowi.
Berdasarkan pengakuan para pegiat literasi, jumlah buku yanngag dimiliki tak banyak.
Bahkan, ada pegiat gemar membaca yang hanya mempunyai 50 buku.
"Karena ada yang cuma punya 100. Tapi ada juga yang memang sudah punya 7.000. Ada yang cuma punya 200 tapi ada juga yang sudah punya 8.000," lanjut dia.
Kebanyakan buku-buku itu juga merupakan koleksi pribadi sehingga jenis buku pun terbatas.
Sementara itu, kebutuhan anak-anak akan bahan bacaan tidak terbatas sehingga mereka membutuhkan buku lebih banyak lagi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menelepon Menteri BUMN Rini Soemarno dan meminta menginstruksikan PT Pos Indonesia untuk menggratiskan pengiriman buku ke penjuru Tanah Air pada hari tertentu.
"Saya tadi minta supaya disediakan satu hari saja untuk kirim buku itu bisa gratis," ujar Jokowi.
Menteri Rini, menurut Jokowi, menyanggupinya.
Nantinya, akan ada satu haridalam satu bulan di mana pengiriman buku ke penjuru Indonesia tidak dikenakan biaya.
"Tanggalnya nanti akan saya sampaikan sendiri ke para pegiat literasi itu," ujar Jokowi.
Cerita rakyat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 158 judul buku untuk disebarkan.
"Sudah kami seleksi dari sekitar 370 judul buku, ada 158 judul buku yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia," ujar Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Kebanyakan, buku-buku itu untuk anak-anak. Buku-buku tersebut berisi cerita rakyat dari seluruh daerah di Indonesia serta buku-buku pelajaran umum.
"Jadi anak di Papua bisa baca cerita dari Tapanuli, oh cerita di sana begitu toh. Ini dalam rangka memberikan wawasan soal kebinekaan," ujar Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, pengiriman 158 judul buku ke setiap para penggiat gemar membaca itu merupakan tahap awal.
Targetnya, setiap pegiat akan mendapatkan 10.000 buku seperti instruksi Presiden.
"Untuk yang di daerah pinggiran akan kami prioritaskan," ujar dia.
Catatan Kemendikbud, ada sekitar 6.000 taman bacaan yang ada di penjuru Indonesia.
Adapun, jumlah pegiat gemar membaca yang tercatat hanya berjumlah 1.000 orang.
Muhadjir berharap distribusi buku besar-besaran tersebut benar-benar mampu meningkatkan minat baca di masyarakat, khususnya anak-anak.