Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Jokowi-Kalla soal Pernyataan SBY

Kompas.com - 03/11/2016, 17:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo merespons pernyataan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono soal dugaan keterlibatan partai politik dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (4/11/2016) besok.

Sebelumnya, SBY mengatakan, ada informasi atau analisis intelijen yang menyebutkan bahwa ada partai politik yang menunggangi unjuk rasa 4 November.

Menurut SBY, hal itu tuduhan yang sangat berbahaya. 

Apa kata Jokowi soal pernyataan SBY itu?

"Ya namanya manusia (intel) kan kadang enggak benar. Bisa error, bisa enggak error, he-he-he," ujar Jokowi, di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berada di sebelah Jokowi menganggap pernyataan SBY merupakan hal yang biasa dan tidak perlu direspons berlebihan.

(Baca: SBY: Info Intelijen Demo 4 November Digerakkan Parpol, Itu Fitnah dan Menghina)

Menurut Kalla, analisis mengenai informasi intelijen itu berbeda-beda.

SBY kemungkinan salah mengartikan informasi intelijen itu.

"Analisis kan boleh berbeda-beda. Mungkin yang ditangkap Pak SBY beda. Analisis kita juga beda. Itu biasa saja," ujar Kalla.

Namun, Kalla memuji kinerja personel intelijen Indonesia.

"Kalau negara tidak ada intelijennya, berarti tidak punya mata dan telinga. Intelijen itu maksudnya baik supaya jangan terjadi (gangguan keamanan)," ujar Kalla.

Diberitakan, SBY mengatakan sangat berbahaya jika ada informasi intelijen yang menyebutkan ada partai politik yang menunggangi unjuk rasa 4 November di Istana.

(Baca: Agus: Ada Fitnah Keji, Gerakan 4 November Didalangi SBY)

"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu," ujar SBY dalam jumpa pers di kediamannya.

SBY tidak menyebut intelijen yang dimaksud dan partai politik mana yang disebut mendalangi aksi unjuk rasa itu.

Namun, SBY menganggap, jika informasi itu betul-betul ada, hal itu adalah fitnah.

"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina. Rakyat bukan kelompok bayaran," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com