Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haris Azhar: Ini Saat Tepat Ungkap Gurita Mafia Narkoba

Kompas.com - 08/08/2016, 17:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengaku, memilih waktu yang tepat untuk membongkar informasi yang diberikan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman.

Informasi itu diperoleh Haris pada 2014 silam. Dari informasi yang didapat, ia menyebut, ada peran Badan Narkotika Nasional, Polri dan TNI di balik bisnis narkoba yang dikendalikan Freddy selama ini.

“Ini merupakan waktu yang tepat untuk mengungkap mafia narkoba yang menggurita,” kata Haris saat memberikan keterangan di Kantor Seknas Peradi, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Haris mengatakan, ketika dirinya mendapat informasi itu pertama kali, saat itu waktunya bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu serta Pilpres 2014. Ia khawatir jika informasi ini dibeberkan, justru tidak akan ditanggapi oleh aparat penegak hukum.

(Baca: Ada Petugas BNN Protes Kamera CCTV Dipasang di Sel Freddy Budiman)

Haris lantas menunggu pemerintahan baru terbentuk. Namun, pemerintahan yang baru rupanya memerlukan waktu yang cukup untuk melakukan konsolidasi internal. Adanya perseteruan antara Polri dan KPK tahun 2015, menjadi indikasi jika konsolidasi diperlukan.

“Ketiga, kami mengikuti keterangan Freddy Budiman,” kata dia.

Menurut Haris, keterangan Freddy yang sebelumnya disampaikan di pledoi, dari hasil penelusuran Kontras, tidak ditemukan baik itu di PN Jakarta Barat maupun Mahkamah Agung. Baru beberapa waktu lalu berkas pledoi itu dapat ditemukan setelah kabar informasi dugaan keterlibatan ketiga instansi itu mencuat ke publik.

(Baca: Mantan Kalapas Nusakambangan Akui Pernah Ditawari Uang oleh Freddy Budiman )

Ia menambahkan, Kontras juga menemukan adanya upaya hukum yang tidak berlanjut. Bahkan, ia menyebut, jika upaya penghilangan itu diduga dilakukan oleh pihak pengadilan.

“Freddy mengungkap nama yang di atas, tapi justru yang diperiksa orang-orang di bawah. Itu kami temukan dalam kurun waktu dua tahun terakhir,” ujar dia.

Lebih jauh, Haris menegaskan, jika dirinya tidak berniat untuk tidak kooperatif dengan Polri. Namun, dari sejumlah laporan yang diterima Kontras selama ini terkait kasus yang melibatkan oknum aparat kepolisian, hanya sedikit kecil yang direspon polisi.

(Baca: Kronologi Pertemuan Haris Azhar dengan Freddy Budiman)

“Dari sedikit yang direspon, lebih sedikit yang ditindaklanjuti. Lalu yang masuk ke mekanisme koreksi lebik kecil lagi. Dan lebih kecil lagi yang memenuhi aspek keadilan,” ucap Haris.

“Ini menjadi catatan kami, apakah informasi ini (Freddy) patut diberikan atau tidak ke polisi,” lanjut dia.

Kompas TV TNI, Polri, dan BNN Laporkan Koordinator Kontras ke Bareskrim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com