Massa yang terdiri atas sejumlah pegiat antikorupsi itu sesekali meneriakkan nama Bambang. Beberapa dari mereka juga membawa selembar kertas tebal bergambar wajah Bambang.
Prosesi penjemputan itu terlihat dikhususkan untuk Bambang. Padahal, masih ada tiga pimpinan KPK lain yang juga purna-tugas pada 16 Desember 2015.
Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah bahwa pihaknya "pilih kasih" terhadap pimpinan KPK.
(Baca: 4 Pimpinan Pensiun Hari Ini, KPK Dipimpin Ruki, Johan, dan Indriyanto)
Yuyuk mengatakan, para pegawai sebelumnya sudah melakukan acara perpisahan dengan pimpinan lainnya, yaitu Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain.
"Kemarin sudah sama Pak AS, Pak Zul, Pak Pandu ketemu sama kita. Sudah ada perpisahan. Waktu itu, Pak BW berhalangan datang," kata Yuyuk.
Yuyuk mengatakan, aksi #JemputBW diinisiasi oleh rekan-rekan BW sesama aktivis dan sejumlah pegiat antikorupsi. Kemudian, para pegawai KPK juga diajak dalam aksi tersebut.
"Mereka mau menjemput Pak BW, dan mereka membuat simbolisasi itu, ya silakan saja," kata Yuyuk.
(Baca: Kapolri Minta Kasus Bambang Widjojanto Jalan Terus sampai Pengadilan)
Dalam sambutannya di hadapan para pegawai dan aktivis, Bambang berpamitan dan menyampaikan terima kasih atas dukungan sejumlah pihak yang membuatnya kembali bangkit.
"Atas nama pribadi dan mantan pimpinan KPK, saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja sama selama jadi pimpinan KPK," ujar Bambang.
Bambang meminta maaf atas perilaku yang mungkin tidak dapat diterima selama memimpin KPK. Ia berharap, pimpinan pasa masa selanjutnya dapat bertindak lebih baik dalam membawa diri, dan juga memimpin KPK.
(Baca: Wakil Ketua Nonaktif KPK: Nama Saya Jadi Bambang "Dullah" Widjojanto)
"Saya meyakini, pimpinan selanjutnya bisa bekerja lebih baik," kata Bambang.
Bambang mengatakan, setelah melepaskan jabatannya, ia akan kembali ke masyarakat dan menggeluti dunianya sebelum menjadi pimpinan KPK.
Sebelumnya, Bambang merupakan advokat di Lembaga Bantuan Hukum dan aktivis yang terbilang kritis.
"Saya akan berdedikasi untuk kepentingan masyarakat dan, seperti senior pendahulu-pendahulu saya, saya ingin jadi 'pandita', berbagi dan memberi untuk kepentingan masyarakat," kata Bambang.