Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Anggap Perppu Pilkada Belum Genting Diterbitkan

Kompas.com - 05/08/2015, 18:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dia tidak akan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) untuk wilayah yang hanya memiliki calon tunggal. Jokowi mengaku belum ada kegentingan yang memaksa untuk diterbitkannya perppu karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih memperpanjang pendaftaran selama tujuh hari.

"Itu (perppu) dilakukan dalam posisi kegentingan. Ini sudah genting belum?" ujar Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).

Wartawan pun menjawab pertanyaan Jokowi itu dengan menyebutkan bahwa pertimbangan sejumlah pakar syarat kegentingan memaksa sudah terpenuhi. Sebab, pemerintah harus melindungi hak calon yang sudah mengajukan diri dan hak rakyat untuk memilih.

Menurut Jokowi, dia tidak akan memikirkan opsi perppu saat ini. Dia berkeyakinan KPU masih akan membuka masa pendaftaran hingga tujuh hari.

"Saya dulu sudah ngomong, ini nanti dulu dari 13 (daerah dengan calon tunggal) pasti akan turun separuh, paling tidak. Benar kan? Nanti pasti akan turun lagi," kata dia.

Saat pendaftaran pasangan calon kepala daerah ditutup pada 28 Juli lalu, KPU masih menerima 12 wilayah dengan calon tunggal. Namun, ketika KPU memperpanjang waktu pendaftaran pada 1-3 Agustus, jumlah wilayah yang memiliki calon tunggal menjadi tujuh wilayah.

Jokowi pun yakin partai-partai nantinya akan secara aktif mengajukan pasangan calon lagi. Apabila ternyata pada masa perpanjangan tahap dua ini masih juga ada calon tunggal, Jokowi kembali enggan berkomentar.

"Saya belum mau bicara perppu sebelum betul-betul final kelihatan seperti apa," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Dalam Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 tentang pencalonan, daerah yang hanya memiliki calon tunggal harus memunda pelaksanaan pilkada hingga tahun 2017.

Saat ini, setidaknya ada tujuh wilayah yang hanya memiliki calon tunggal. Adapun tujuh wilayah itu adalah Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Blitar, Kota Mataram, Kota Samarinda, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Pacitan, dan Kota Surabaya. (Baca: KPU: 7 Daerah Termasuk Surabaya Hanya Memiliki Satu Pasangan Calon)

Namun, saat ini, KPU tengah menunggu rekomendasi Badan Pengawas Pemilu. Bawaslu mempertimbangkan memberikan rekomendasi kepada KPU untuk memperpanjang waktu pendaftaran selama tujuh hari. (Baca: Bawaslu Rekomendasikan KPU Tambah Waktu Pendaftaran di 7 Daerah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Nasional
Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com