Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Performa Kabinet Kerja

Kompas.com - 31/07/2015, 15:11 WIB

Oleh: Ayu Siantoro

JAKARTA, KOMPAS - Sembilan bulan bisa jadi waktu yang terlalu singkat untuk menilai hasil kerja kabinet secara obyektif. Namun, penilaian dalam periode sembilan bulan pemerintahan Jokowi-Kalla ini mulai menegaskan pola apresiasi tertentu yang khas. Apresiasi terhadap kinerja kabinet cenderung lebih rendah daripada apresiasi terhadap sosok Presiden-Wakil Presiden.

Berbeda dengan apresiasi yang cukup terjaga dalam sembilan bulan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, nada yang lebih skeptis terungkap saat menilai kabinet pemerintah.

Ketika menilai pemerintahan secara umum dengan mengikutsertakan Jokowi-Kalla, apresiasi kepuasan mencapai 57 persen responden. Namun, saat pertanyaan dipusatkan pada kinerja Kabinet Kerja, apresiasi publik hanya 46,7 persen. Ketidakpuasan terhadap Kabinet Kerja terutama diutarakan responden berpendidikan menengah hingga tinggi serta pemilih parpol yang berada di luar pemerintahan.

Meski di bawah performa Presiden-Wakil Presiden, kepuasan responden terhadap Kabinet Kerja lebih tinggi ketimbang era Presiden sebelumnya. Tingkat ketidakpuasan pada penilaian sembilan bulan periode I dan II pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mencapai 55,7 persen dan 56,6 persen.

Penilaian Kabinet Kerja yang saat ini masih terhitung seimbang itu menyiratkan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, kabinet masih punya modal sosial yang cukup besar untuk memperbaiki program-program pembangunan dan layanan publik; tetapi juga menyimpan dorongan bagi pergantian menteri (reshuffle) yang dinilai kurang kapabel.

Namun, apakah perlu dilakukan reshuffle menteri? Pada April 2015, dua dari lima responden menyatakan tidak. Satu dari empat responden lainnya belum memberikan pendapat. Pada Juli 2015, ada pengurangan jumlah responden yang menolak berpendapat. Proporsi responden yang menolak perombakan kabinet masih sama. Namun, ada peningkatan suara pendukung pergantian menteri.

Persetujuan terhadap wacana perombakan kabinet lebih banyak datang dari pemilih parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Sebagian responden pendukung KMP yang pada survei April 2015 menolak reshuffle berubah pendapat menjadi setuju. Respons pemilih parpol anggota Koalisi Indonesia Hebat (KIH) cenderung menolak perombakan Kabinet Kerja. Apatisme ditunjukkan oleh responden yang belum menentukan pilihan parpol.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com