Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Hakim Agung Bertemu Pihak Berperkara, MA kok Adem Ayem?

Kompas.com - 20/03/2015, 18:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim Agung Timur Manurung diketahui makan malam bersama bos PT Sentul City yang juga terdakwa kasus korupsi, Cahyadi Kumala, dan bersama kuasa hukumnya. Namun, semenjak pertemuan itu terungkap ke publik, Mahkamah Agung belum bersikap apa pun. MA didesak untuk segera menyelidiki pertemuan yang diduga membicarakan perkara Cahyadi terkait kasus korupsi alih fungsi lahan di Bogor, Jawa Barat itu.

"Pak Timur itu kan ketua bawas (badan pengawasan). Dan kalau ada temuan Pak Timur Manurung yang sudah ramai diberitakan, artinya Ketua MA harus mengambil sikap, membuat tim internal yang bisa memeriksa Pak Timur Manurung. Respon Ketua MA terhadap ini, menurut saya ini malah adem-ayem," ujar Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho di Mahkamah Agung, Jumat (20/3/2015).

Emerson khawatir apabila MA tidak memberikan tindakan apa pun terhadap Hakim Timur Manurung maka akan menjadi contoh yang tidak baik bagi hakim-hakim lainnya. Para hakim akan diperkenankan bertemu dengan pihak berperkara dan advokat. Padahal, seorang hakim harus bisa menjaga independensinya.

"Hakim lain akan jadikan kasus Pak Timur sebagai preseden. Hakim Agung saja boleh, ini akan jadi 'Timur effect'," ucap Emerson.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan dalih bahwa Timur Manurung adalah hakim agung yang tak memegang perkara juga dipertanyakan. Sebab, seorang hakim agung memiliki wewenang dalam memengaruhi keputusan hakim negeri hingga hakim tinggi.

Kasus suap

Seperti diberitakan, Ketua MA Hatta Ali membenarkan Hakim Muda bidang Pengawasan Timur Manurung bertemu dengan Cahyadi Kumala di sebuah restoran bersama kuasa hukum Cahyadi. Di dalam pertemuan itu, Cahyadi yang merupakan Presiden Direktur PT Sentul City itu disebut-sebut meminta bantuan Timur untuk membantu perkara dugaan korupsi tukar guling lahan di Bogor. (Baca: Ini Komentar Ketua MA Terkait Hakim Agung yang Bertemu Bos Sentul City)

Dalam kasus itu, Timur sudah pernah diperiksa oleh KPK sebagai saksi untuk Cahyadi pada Januari 2015 lalu. (Baca: KPK Periksa Hakim Agung Timur Manurung Terkait Kasus Bos Sentul City)

Ada pun, penetapan Cahyadi sebagai tersangka merupakan pengembangan kasus alih fungsi hutan di Kabupaten Bogor yang menjerat Bupati Bogor Rachmat Yasin dan perwakilan PT Bukit Jonggol Asri Yohan Yap sebagai tersangka. Cahyadi diduga bersama-sama Yohan menyuap Yasin agar rekomendasi tukar menukar kawasan hutan yang diajukan PT BJA segera diterbitkan.

Nama Cahyadi disebut dalam surat dakwaan Yohan Yap. Dalam dakwaan tersebut, sekitar Januari 2014, Cahyadi meminta bantuan kepada Bupati Bogor Rachmat Yasin agar rekomendasi tukar-menukar kawasan hutan yang diajukan PT BJA segera diterbitkan. Untuk memuluskan konversi hutan itu, Yohan dari PT Bukit Jonggol Asri diduga menyuap Yasin Rp 4,5 miliar untuk mendapatkan surat rekomendasi alih fungsi hutan menjadi lahan perumahan komersial dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Sebagai terdakwa, Cahyadi Kumala menjalani sidang perdana pada 18 Februari silam. Cahyadi Kumala tidak hanya didakwa menyuap Bupati Bogor Rachmat Yasin, tetapi juga didakwa sengaja memengaruhi saksi. Sehingga, perbuatan Cahyadi dinilai merintangi penyidikan atas nama tersangka Yohan Yap yang merupakan anak buahnya. (Baca: Bos Sentul City Dijerat Dua Dakwaan Terkait Tukar Menukar Kawasan Hutan Bogor)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com