JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat hukum tata negara, Refly Harun, mengatakan, alasan Presiden Joko Widodo belum mengumumkan jaksa agung hingga saat ini ialah karena Jokowi masih belum menemukan orang yang dipercaya untuk menjabat posisi tersebut. Jokowi dianggap tidak memiliki relasi dengan tokoh elite sehingga kesulitan untuk mendapatkan figur yang tepat untuk jaksa agung.
"Presiden ini kan elite baru di Jakarta. Selama dua tahun dia kebanyakan di jalan, tidak kasak-kusuk ke elite. Bayangan saya, dia belum memiliki teman. Orang yang dia percaya untuk menduduki posisi jaksa agung," ujar Refly dalam diskusi Forum Wartawan Kejaksaan Agung dengan tema "Menanti Jaksa Agung Pilihan", di Restoran Gado-Gado Boplo, Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2014).
Refly mengatakan, posisi jaksa agung merupakan salah satu jabatan penting dan strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi Jokowi di bidang hukum sehingga Jokowi tidak boleh salah menempatkan orang untuk posisi tersebut.
"Bodoh sekali Presiden kalau dia tidak bisa menunjuk orang kepercayaannya untuk mewujudkan visi dan misinya," ucap Refly.
Refly juga mengatakan, mungkin saja Jokowi juga terlalu banyak mendapat masukan nama dari para "pembisik"-nya sehingga proses penentuan nama jaksa agung berjalan lama.
Sementara itu, Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo, dalam kesempatan yang sama, mengatakan, Jokowi jangan sampai diintervensi oleh kepentingan mana pun dalam menentukan jaksa agung. Jokowi harus menemukan sosok jaksa agung yang bersih, dipercaya, berintegritas, mampu menjalin kerja sama dengan institusi lain, dan berani. Kelima hal tersebut harus ada dalam sosok jaksa agung yang baru.
"Kalau dia bersih dan berani, dia bisa selesaikan masalah di internal," ucap Karyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.