Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Intimidasi Lurah dan Politik Uang Mulai Gencar

Kompas.com - 11/02/2014, 16:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Sutarman mengatakan, polisi menemukan fakta mulai gencarnya intimidasi yang dilakukan lurah dan politik uang di sejumlah daerah. Penemuan itu muncul setelah polisi melakukan sejumlah deteksi dini dan pengumpulan informasi atas aksi-aksi yang bisa menggagalkan pemilihan umum.

"Lurah-lurah mengggunakan kelurahannya dan kepala desa yang menggunakan ke-kepaladesaan-nya untuk memaksa orang-orang untuk memilih partai tertentu. Ini perlu ditindak agar kita bisa selesaikan pemilu dengan baik," ujar Sutarman dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pemantapan Pemilu di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (11/2/2014).

Menurut Sutarman, jika lurah tersebut hanya menyosialisasikan program-programnya, maka tidak akan menjadi masalah. Namun, jika lurah tersebut mengintimidasi warganya, maka hal tersebut termasuk dalam pelanggaran. "Kalau sudah dalam kampanye, maka dia akan kena semprit (oleh Panwaslu)," ujar Sutarman.

Sutarman menyebutkan, polisi juga menemukan banyaknya politik bagi-bagi uang di beberapa daerah. Ia mengimbau agar warga tidak memilih oknum tersebut karena uang.

Untuk pengawasan politik uang ini, tim khusus Polri dan Panwaslu dikerahkan di tingkat kabupaten dan kota. Jika ditemukan politik uang, maka polisi akan menyeretnya ke ranah pidana pemilu.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan 13 instruksi kepada seluruh jajaran pemerintah terkait penyelenggaran Pemilu 2014. Dalam pemaparannya itu, Presiden meminta agar seluruh lembaga dan instansi menyukseskan pemilu agar berlangsung damai, adil, dan demokratis. Presiden juga menyoroti masalah netralitas pemerintah pusat dan daerah, Polri, dan TNI. Presiden yakin dalam pelaksanaan pemilu, suhu politik akan meningkat.

"Cegah dan tiadakan hal-hal yang bisa menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu, apalagi fitnah," katanya.

Presiden bercerita soal seringnya pemerintah dianggap melakukan kecurangan. Menurut Presiden, pemerintah terdiri dari beragam parpol berbeda sehingga sistem yang berlaku sekarang ini sulit memunculkan kecurangan itu. Kalaupun ada yang berniat curang, kata Presiden, tidak mudah untuk lakukan kecurangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com