Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Jerman Tak Lagi Ributkan Foke Jadi Dubes Jerman?

Kompas.com - 19/09/2013, 06:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Perwakilan pelajar Jerman hadir dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo, Rabu (18/9/2013), di Kompleks Parlemen. Jika sebelumnya Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman mempersoalkan pencalonan Foke, sapaan akrab Fauzi, kini para perwakilan pelajar itu justru seolah tak pernah mempersoalkannya.

“Bagi PPI (Jerman), siapa pun yang jadi Dubes RI itu tidak ada masalah. Yang penting dia bisa memegang lima poin yang saya paparkan,” ujar Huda Rahman yang mengaku mewakili pelajar Indonesia di Jerman, Rabu sore.

Huda memaparkan lima poin itu di antaranya peningkatan kinerja Kedutaan Besar RI, peningkatan perhatian pada kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang ada di Jerman, dan peningkatan kerja sama Indonesia-Jerman terkait transfer pengetahuan dari Jerman ke Indonesia.

Dalam kesempatan itu Huda bahkan meminta para pelajar tidak meributkan persoalan yang bukan merupakan bidangnya. “Kalau bisa mahasiswa tidak perlu terlalu ikut campur masalah yang seharusnya tidak mereka perhatikan. Saya mau itu sekarang nggak usah terlalu ribut siapa yang jadi (duta besar) nanti,” ucap mantan Ketua PPI Bremen ini.

Tak pantas

Sebelumnya, melalui siaran pers, PPI Jerman menolak pencalonan Foke sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jerman. Alasan penolakan adalah dugaan keterkaitan Foke dengan kampanye hitam berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

PPI Jerman menganggap Foke terlibat dalam kampanye berbau SARA yang menyerang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Apa yang dilakukan Fauzi Bowo jelas bertentangan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana mungkin seorang yang pernah tidak menjunjung tinggi nilai keragaman dipilih dan dicalonkan sebagai dubes RI dan menjadi representasi NKRI di kancah internasional?" tulis PPI Jerman.

Selain itu, PPI Jerman juga menyinggung program Jakarta-Berlin Sister City. Sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Foke dinilai PPI Jerman punya kesemaptan besar menggunakan pengetahuannya mengenai Jerman untuk meningkatkan pembangunan di Jakarta. "Namun, selama program ini berlangsung, kami tidak melihat hasil signifikan yang dapat dimanfaatkan dari hubungan tersebut untuk kemajuan pembangunan di Jakarta," tulis PPI.

PPI juga mengingatkan, sebagai perwakilan resmi Indonesia, dubes memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kerja sama dengan negara sahabat. Jadi, tugas dubes seharusnya diberikan kepada orang yang berkompeten dalam bidang diplomasi dan memiliki dedikasi tinggi melayani dan melindungi WNI.

"Kami melihat posisi penting ini sering kali menjadi komoditas politik dari para pemangku kebijakan. Kami berpendapat bukan tugas Presiden untuk mencarikan pekerjaan bagi seseorang yang telah kehilangan kepercayaan di kota yang pernah dipimpinnya," tambah PPI Jerman. Surat tersebut ditujukan kepada Presiden, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Ketua DPR Marzuki Alie, dan Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com