Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik KPK: Banyak Dokumen Harus Diperiksa di SKK Migas

Kompas.com - 15/08/2013, 06:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggeledahan di empat lantai pada kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yang berlokasi di Wisma Mulia, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, oleh tim dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berlangsung. Penyidik KPK yang telah menyelesaikan pemeriksaan memperkirakan penggeledahan akan berlangsung sampai dengan pukul 09.00 WIB, Kamis (15/8/2013).

"Banyak dokumen yang harus diperiksa," ujar salah satu penyidik KPK yang meninggalkan SKK Migas, Kamis pagi, setelah mengikuti penggeledahan tak kurang dari delapan jam. Tim yang meninggalkan lokasi lebih dulu ini membawa dua kardus yang mereka katakan hanya berisi peralatan kerja dan bukan barang bukti dari penggeledahan.

Penyidik tersebut mengatakan, dokumen yang akan disita masih berada di dalam gedung. "Dokumen masih ada di atas semua. Masih kita kompilasi di atas," ujar penyidik itu. Dia pun menambahkan, selama penggeledahan berlangsung, Humas SKK Migas Elan Biantoro hadir sebagai saksi sejak awal penggeledahan. Elan mendampingi tim KPK untuk menandatangani surat tanda bukti penggeledahan dan penyitaan.

Sebelumnya diberitakan, sebagian penyidik KPK meninggalkan kantor SKK Migas, Kamis sekitar pukul 05.30 WIB. Mereka keluar lewat bagian belakang Gedung Wisma Mulia, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, tempat kantor itu berada. "Ada 12 (yang keluar). Ini yang back up saja. Masih banyak yang di atas," kata salah satu penyidik KPK.

Penggeledahan ini dilakukan dalam rangka mencari bukti tambahan terkait penyidikan kasus yang menjerat Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, petinggi PT KOPL Simon Tanjaya, dan seorang pelatih golf bernama Deviardi, yang ketiganya ditangkap KPK pada Selasa (13/8/2013) malam. Ruang kerja Rudi merupakan salah satu sasaran penggeledahan di kantor ini.

Pada Rabu (14/8/2013), baik Rudi, Simon, maupun Deviardi telah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus suap. Rudi dan Deviardi diduga menerima suap dari Simon terkait kegiatan SKK Migas. Namun, KPK belum menjelaskan lebih jauh mengenai motif pemberian suap ini.

Sebagai barang bukti, KPK menyita 400.000 dollar AS, 90.000 dollar AS, dan 127.000 dollar Singapura dari kediaman Rudi. KPK juga menyita uang 200.000 dollar AS di kediaman Deviardi. Rudi dan Deviardi ditahan di rutan di Gedung KPK, sedangkan Simon berada di Rutan Guntur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com