BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/4/2011), meminta TNI dan Polri bersinergi menumpas terorisme dan radikalisasi di Indonesia. Terlebih, belakangan ini marak terjadi aksi radikalisme dan terorisme, seperti yang terjadi di Cirebon. Ada pula bom buku yang sempat meresahkan masyarakat di Indonesia.
"Presiden meminta TNI dan Polri bersinergi. Yang lebih penting yang tadi ditekankan oleh Bapak Presiden adalah meminta bantuan bukan berarti tidak mampu. Itu yang paling penting. Tapi justru mensinergikan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki agar lebih efektif dalam menangani permasalahan," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono seusai rapat kepada para wartawan.
Sementara itu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo megatakan, masyarakat diharapkan berpartisipasi dalam upaya preventif dan preemptif. "Preemptif memberikan daya tangkal kepada masyarakat untuk bisa mengamankan lingkungannya. Preventifnya kita libatkan dalam arti tidak semua di-cover oleh Polri. Jadi, masyarakat bagian dari pencegahan," kata Kapolri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.