Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. IB Ilham Malik
Dosen Prodi Perencanaan Wilayah & Kota ITERA

Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA. Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bidang Kajian Kebijakan Transportasi

Evaluasi Awal Manajemen Mudik 2024

Kompas.com - 16/04/2024, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUDIK Lebaran 2024 berhadapan dengan masalah yang sama dengan 2022. Kendala paling menonjol ada di penyeberangan Selat Sunda.

Merak mengalami masalah serius, kemacetan lalu lintas hingga mencapai 18 kilometer.

Selain panjangnya antrean, masalah lainnya adalah lamanya waktu antrean. Dari info yang beredar bahkan ada yang mengantre hingga 20 jam.

Anda bisa bayangkan kesulitan apa yang dihadapi oleh pemudik yang sudah melakukan perjalanan jauh dari Jawa Tengah atau Jawa Timur, ketika tiba di Merak mereka harus antre dengan waktu selama itu.

Bagi saya, kondisi ini adalah masalah teknis dan manajemen yang merembet ke masalah sosial dan kesehatan.

Bagi sebagian pihak mungkin masalah ini bisa dibawa ke ranah isu politik. Untunglah, hingar bingar masa pilpres dan pemilu sudah usai.

Jika saja skema delay system yang sudah cukup terbukti melancarkan penyeberangan pada 2022 (arus balik dari Bakauheni), 2023 (arus mudik dan arus balik mudik), kembali ditiru dan dinaikkan level layanannya, mungkin masalah pada arus mudik 2024 di Selat Sunda tidak akan terjadi.

Delay system bukan soal kendaraan dimasukkan ke dalam rest area atau buffer zone tertentu saja. Bukan juga soal pemeriksaan sudah beli tiket ferizy (kapal penyeberangan) atau belum. 

Namun, ini soal memindahkan tempat antrean kendaraan agar kendaraan yang hendak naik kapal tidak “berjubel” di daerah pelabuhan. Kemudian pengendara mengantre di lokasi penampungan yang tidak menimbulkan masalah traffic baru.

Di buffer zone, pengendara bisa istirahat, makan minum dan “menggerakkan badan” sehingga kembali bisa bugar mengendarai kendaraannya.

Karena itulah, di buffer zone harus disiapkan berbagai fasilitas pendukung yang membuat pengendara merasa nyaman dan tidak dibuat tidak menentu. Waktu penyeberangan sudah bisa diperkirakan karena antrean disesuaikan dengan layanan kapal.

Semua kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan makan minum dan toilet, tersedia secara memadai. Apa yang ada di buffer zone (misalnya berupa badan dan bahu jalan), harus lengkap.

Di sinilah peranan CSR berbagai perusahaan terkait transportasi harus digerakkan. Sehingga mudik menjadi aktivitas bersama yang dibuat menyenangkan dan “menguntungkan”.

Itulah sebabnya, manajemen mudik bukan soal manajemen transportasi semata. Namun harus dilihat sebagai manajemen perayaan yang keberadaannya disyukuri oleh banyak pihak.

Berbicara soal transport management, selama bicara dengan para ahli di bidangnya sekaligus melibatkan praktisi, mudah-mudahan tidak ada masalah. Semua bisa diselesaikan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi 'May Day' 1 Mei Besok

Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi "May Day" 1 Mei Besok

Nasional
Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Nasional
Prabowo Dinilai Butuh PKS untuk Perkuat Suara di DPR

Prabowo Dinilai Butuh PKS untuk Perkuat Suara di DPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com