Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kans Jokowi Jadi Ketum Golkar, Idrus Marham Ungkit Ridwan Kamil Bisa Jadi Waketum

Kompas.com - 22/03/2024, 21:48 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham mengungkit Ridwan Kamil atau Emil yang ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, padahal belum lima tahun menjadi anggota.

Idrus merespons peluang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

Mulanya, Idrus menyinggung jawaban Ketum Golkar saat ini, Airlangga Hartarto yang mengatakan Jokowi pasti akan diberikan tempat terhormat bagi Jokowi jika memutuskan gabung Golkar.

Baca juga: Jokowi Cuma Senyum Saat Ditanya Lagi soal Gabung Golkar

"Pak Airlangga kan sudah berikan jawaban. Bahwa kalau seandainya Pak Jokowi mau ke Golkar, maka disiapkan tempat terhormat. Kalau bagi saya, tempat yang terhormat di situ ada dua, yakni ketum dan atau ketua dewan pembina," ujar Idrus saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2034) malam.

Idrus mengatakan, Wapres ke-10 dan 12 sekaligus politikus senior Golkar Jusuf Kalla (JK) mengatakan ada aturan yang harus ditaati jika Jokowi ingin masuk Golkar.

Sebab, untuk menjadi Ketum Golkar, seseorang haruslah pernah menjadi pengurus di Golkar.

"Nah lalu kan dipermasalahkan misalkan JK bahwa ada aturan. Lalu saya katakan, persoalan bagaimana kemarin juga aturannya (RK) tiba-tiba jadi waketum. Kalau di dalam aturan ART, Pasal 18, untuk jadi pengurus itu harus menjadi 5 tahun anggota. Untuk jadi ketum 5 tahun jadi pengurus," tuturnya.

Baca juga: Isu Jokowi Gabung Golkar, Jusuf Kalla: Kalau Posisi Ketua, Minimal 5 Tahun Jadi Pengurus Dulu

Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024) malam. KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024) malam.
"Nah Pak Ridwan Kamil sudah lima tahun enggak? Ya tidak," sambung Idrus.

Lebih lanjut Idrus mengatakan, menurut mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, jika semua orang di dalam musyawarah nasional (munas) menghendaki, maka bukan tidak mungkin aturan tersebut berubah.

Lalu, dia juga menyinggung bahwa ada anggota kehormatan di Golkar, bukan hanya anggota biasa dan kader saja.

Idrus mengungkapkan anggota kehormatan di Golkar adalah warga negara yang memiliki jasa, peran, dan kontribusi kepada bangsa, termasuk Partai Golkar.

Maka dari itu, Idrus menilai Jokowi bisa menjadi anggota kehormatan di Golkar.

Baca juga: Jokowi Diprediksi Jadi Dewan Pembina Jika Gabung Golkar

"Pertanyaannya apakah Pak Jokowi sudah punya peran? Punya. Semua orang mengakui bahwa salah satu faktor kemenangan naiknya Golkar ini di samping tentu prestasi Airlangga untuk kapitalisasi prestasi politiknya, adalah Pak Jokowi," katanya.

"Kalau misalkan peranan Jokowi itu nyata, riil, dan diakui, dan Jokowi mau jadi anggota Golkar, maka DPP Partai Golkar bisa menetapkan di dalam rapat plenonya, bahwa ini jadi anggota. Nah kalau sudah begitu kan mulus, tidak ada masalah," imbuh Idrus.

Meski demikian, Idrus mengingatkan bahwa Jokowi sampai detik ini masih menjadi kader PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com