Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Amin Ungkap Belum Ada Pertemuan JK, Surya Paloh dan Megawati Bahas Skenario Pilpres 2 Putaran

Kompas.com - 09/02/2024, 21:08 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin) Jumhur Hidayat mengungkapkan belum ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk membahas skenario Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung dua putaran.

Namun, ia optimistis, kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta kubu capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD bisa bersatu.

“Yang saya tahu belum (bertemu). Tapi ya senior-senior ini paling tahu harus bagaimana, kan kata kunci mereka kan melawan segala bentuk anti demokrasi,” ucap Jumhur di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Jelang Kampanye Terakhir, Kubu Anies-Muhaimin Bilang Banyak PO Bus Mendadak Batalkan Pengantaran

Baginya, kedua kubu sama-sama melawan kecurangan pemilu dan persoalan etika dalam konstitusi.

Kesamaan pandangan ini, lanjut Jumhur, menjadi modal utama untuk mempersatukan kedua kubu pada putaran kedua Pilpres 2024.

Tak hanya itu, ia juga yakin Megawati bakan membuka pintu pada kubu Anies-Muhaimin.

“Mbak Mega itu ya, saya salut sama dia. Dia itu seorang demokrat sejati juga. Dia kalau sekedar mau menang, barangkali dia bisa di sini (kubu Prabowo). Tapi, ternyata dia mempertaruhkan untuk satu konstitusi, demokrasi, dia bersikap. Dan saya rasa kami sangat menghormati sikap-sikap seperti itu,” paparnya.

Baca juga: Kampanye di Tulungagung, Anies: Bila di Jatim Menang, Kita Menang

“Pasti Bu Mega tidak menghormati orang-orang yang ingin mengorbankan konstitusi dan demokrasi,” sambung dia.

Terakhir, Jumhur mengklaim bahwa gerakan kerja sama antara kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dan 3 sudah dilakukan oleh pendukungnya di akar rumput. Semangat itu, lanjut dia, mesti dilihat oleh para elite agar nantinya dapat terealisasi.

“Tapi fakta di bawah ini memang mereka muncul fenomena empat jari, nobar (debat capres-cawapres) bareng, itu dimana mana semacam ada keprihatinan yang sama dalam pilpres ini. Di mana kok ada kekuatan-kekuayan birokrasi aparatus yang seolah-olah menggusur dua pasangan ini tapi kemudian mendukung penuh pasangan yang satu lagi,” tutur Jumhur.

Diketahui beberapa waktu belakangan wacana kerja sama antara kubu paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 semakin menguat.

Baca juga: Ahok Ragu Kubu 01 dan 03 Bisa Bersatu, Timnas Anies-Muhaimin: Elite PDI-P Bukan Ahok

Sejumlah elite dari kedua kubu pun tak menutup kemungkinan tersebut. Bahkan, narasi yang disampaikan pun saling membangun.

Kubu Anies-Muhaimin juga mengaku bahwa Sudirman Said didapuk menjadi kepala tim komunikasi ke kubu Ganjar-Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com