Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir soal Tekanan Aparat, Ganjar: "Kenapa Bapak Dukung Kami? Ya karena Kami Ada Masalah"

Kompas.com - 09/02/2024, 21:05 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyindir praktik intimidasi dan tekanan kepada kepala daerah untuk memilih kandidat tertentu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ganjar menyebutkan, saat ini ada candaan atau meme di media sosial yang menyebut seorang kepala daerah yang menjatuhkan pilihan ke salah satu kandidat karena ditekan dengan kasus hukum yang menjerat mereka.

"Sekarang meme-nya menjadi sangat lucu, 'Kenapa Bapak mendukung kami? Ya karena kami ada masalah di penegak hukum', 'kenapa Anda mendukung kami? Ya Pak kantor kami kemarin digeledah KPK," kata Ganjar dalam acara Pesan Cinta Alumni Kampus Jawa Barat untuk Ganjar-Mahfud di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Ganjar pun menyinggung kasus Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali yang tiba-tiba menyatakan dukungan ke pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo-Gibran, setelah ada operasi tangkap tangan di Kabupaten Sidoarjo.

Baca juga: Ganjar Sebut Pendukung dari Jakarta dan Jatim Bakal Hadiri Kampanye Akbar di Solo dan Semarang

"Tiba-tiba ada salah seorang pejabat yang kantornya digeledah KPK, dicari enggak ketemu, begitu ketemu sudah kampanye ke sana. Bapak Ibu, ini fakta yang saya sampaikan, tidak ada yang pura-pura," ujarnya.

Menurut Ganjar, praktik tersebut seolah-olah mengulang kebiasaan pemerintah Orde Baru dalam menekan seseorang mengenai pilihan politiknya.

Bedanya, kata Ganjar, saat ini para pejabat ditekan dengan kasus korupsi yang menjerat mereka supaya mengalihkan dukungan ke calon tertentu.

"Ketika kami mengalami situasi itu, Orde Baru itu dulu untuk menekan para aktivis itu ceritanya hanya satu saja, subversif. Hari ini mau mengganggu Bapak Ibu yang hadir ceritanya diganti dengan korupsi," kata Ganjar.

Baca juga: Kembali Singgung Program Makan Gratis untuk Atasi Stunting, Ganjar: Maaf Saya Tidak Setuju, Itu Keliru

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor mengklaim bahwa tidak ada tekanan bagi masyarakat untuk mendukung Prabowo-Gibran.

"Pemilu ini rakyat harus riang, gembira, senang. Tidak ada tekanan dan kita tidak pernah memaksa orang untuk mendukung Prabowo-Gibran dengan cara paksa, enggak ada itu," katanya pada 16 Januari 2024.

"Tapi berita selalu bilang pasangan 02 memaksakan orang untuk memilih pasangannya, ngawur itu," ujar Noor melanjutkan.

Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Prabowo-Gibran 51,7 Persen, Anies-Muhaimin 27,6 Persen, Ganjar-Mahfud 20,7 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com