Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Debat Cawapres: Muhaimin dan Mahfud Bicara Kebijakan dan Visi-Misi, Gibran Merendahkan Diri

Kompas.com - 22/01/2024, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM tensi politik Indonesia yang semakin panas, debat calon wakil presiden, Minggu (21/1/2024), merupakan titik krusial dalam siklus pemilu 2024.

Debat keempat capres-cawapres digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Tiga calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, menghadiri debat dengan tema Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa.

Penampilan Muhaimin, Mahfud MD, dan Gibran di bawah sorotan mata publik memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai kemampuan, strategi, dan visi mereka untuk masa depan Indonesia.

Panggung debat, yang sering kali menjadi medan perang kecerdasan dan retorika, menghadirkan skenario yang menantang dalam menentukan 'Most Valuable Player' (MVP) kali ini.

Tugas ini diperumit dengan penampilan solid Mahfud dan Muhaimin, yang menunjukkan kejelasan yang patut dipuji dalam menyampaikan visi, misi, dan kebijakan mereka.

Kemampuan mereka untuk mengatasi provokasi ad-hominem dari Gibran patut dicatat. Mereka berhasil menjaga semangat debat, dengan fokus pada isu-isu substantif daripada terjerumus ke dalam pertengkaran verbal yang tidak produktif.

Mahfud, dengan wawasan politiknya yang luas dan latar belakangnya sebagai mantan ketua MK, memberikan perpaduan antara pengalaman dan kebijaksanaan.

Sikapnya yang tegas terhadap isu aktivisme lingkungan sangat mencolok. Dengan menegaskan bahwa aktivis lingkungan harus dilihat sebagai subjek hukum dan bukan sebagai penjahat, ia membawa perhatian pada isu kritis di negara yang sedang bergulat dengan tantangan lingkungan yang signifikan.

Perspektif ini menunjukkan pemahaman tentang isu-isu yang dihadapi dan pendekatan progresif untuk menghadapinya.

Sebaliknya, Muhaimin tampil luar biasa dari penampilan debat sebelumnya. Peningkatannya terlihat jelas ketika ia mengartikulasikan poin-poinnya dengan lebih jelas dan percaya diri.

Penekanannya pada kepemilikan tanah dan kebijakan pertanian mencerminkan pemahamannya yang mendalam tentang tantangan-tantangan akar rumput di Indonesia, yang menunjukkan kemampuannya untuk terhubung dengan keprihatinan masyarakat.

Pada awal debat, para kandidat menunjukkan fokus yang relatif sama pada substansi. Muhaimin, misalnya, secara halus menyoroti kesenjangan dalam kepemilikan tanah, isu penting dalam politik agraria Indonesia.

Pernyataannya mengenai kepemilikan lahan yang luas oleh segelintir orang sangat kontras dengan penderitaan para petani lokal, yang menggemakan tema yang sebelumnya diangkat oleh calon presiden Anies Baswedan.

Argumen ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan reformasi agraria dan distribusi adil, yang beresonansi dengan sebagian besar penduduk Indonesia.

Sementara itu, Mahfud menyinggung kontradiksi dalam kebijakan pemerintah saat ini mengenai kedaulatan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com