Di tengah meningkatnya impor pangan, berkurangnya jumlah petani, dan meningkatnya subsidi pupuk, Mahfud secara kritis mengevaluasi program lumbung pangan pemerintah, dan menyatakan bahwa program tersebut gagal dan merusak lingkungan.
Argumennya menyoroti isu-isu yang lebih luas tentang ketidakkonsistenan kebijakan dan dampaknya terhadap sektor agraria, komponen penting dalam perekonomian dan tatanan sosial Indonesia.
Sebaliknya, pendekatan Gibran selama debat mengisyaratkan penyimpangan dari fokus pada isu-isu substantif.
Dalam menanggapi pernyataan Muhaimin mengenai dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan pangan, jawaban Gibran yang mengatakan bahwa Muhaimin membaca dari catatan seolah mengesampingkan bobot isu tersebut.
Gayanya, yang ditandai dengan upaya-upaya untuk melucu dan sedikit sarkasme, menyimpang dari aspek-aspek substantif debat, mengindikasikan preferensi pada gaya daripada substansi.
Sebaliknya, penampilan Gibran tidak terlalu baik. Presentasinya kurang jelas, terutama saat segmen tanya jawab dengan sesama kandidat.
Sebagai putra dari presiden yang sedang menjabat, Gibran diharapkan dapat membawa perspektif dan energi baru dalam debat.
Namun, ketidakmampuannya untuk mengartikulasikan visi dan misinya secara koheren seharusnya bisa jauh lebih baik.
Penampilan Gibran tidak hanya jauh dari harapan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang kualitas wacana politik yang diwakilinya.
Sebagai kandidat muda yang diharapkan dapat membawa perspektif baru dan menyegarkan ke atas panggung, ketergantungannya pada taktik yang dangkal merupakan kesalahan besar.
Pendekatannya, yang dirusak oleh kurangnya kedalaman dan ketidaktertarikan untuk terlibat dengan isu-isu dengan tulus, merupakan kerugian bagi proses demokrasi.
Ini adalah pengingat yang jelas bahwa warisan politik atau hubungan kekeluargaan seharusnya tidak menutupi kebutuhan akan kompetensi dan pemahaman substantif tentang isu-isu tersebut.
Perilaku Gibran dalam debat tersebut bukan hanya kegagalan pribadi, tetapi juga merupakan cerminan dari tren yang mengkhawatirkan dalam politik di mana bentuk lebih penting daripada substansi, preseden yang tidak dapat diterima oleh Indonesia.
Penting bagi semangat wacana politik, generasi muda harus didorong untuk bersikap kritis dan berani, tetapi tetap hormat. Penampilan Gibran mengaburkan batas antara bersikap kritis dan menghina serta merendahkan.
Memahami perbedaan antara ketegasan dan kekasaran sangat penting bagi para calon politikus muda.