Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Harlah Muslimat NU Dipolitisasi, Khofifah: Enggak Ada yang Patut Dicurigai

Kompas.com - 20/01/2024, 17:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2022-2027 Khofifah Indar Parawansa membantah Harlah Muslimat NU ke-78 dipolitisasi.

Adapun Harlah itu diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) hingga Sabtu (20/1/2024). Di sana terdapat sekitar 150.000 warga Muslimat NU hadir dan memenuhi stadion.

Khofifah menyatakan, tidak ada alat peraga kampanye (APK) yang ditampilkan dalam Harlah NU.

"Kalau orang mau menduga siapa yang bisa menutup dugaan-dugaan itu? Apa yang ada di dalam prosesi ini, apa ada simbol-simbol? Apa ada logo-logo atau ada apa yang patut diduga?" kata Khofifah usai acara tersebut, Sabtu.

Baca juga: Sentil Cak Imin, Khofifah: Enggak Usah Kita Takar Ke-NU-an Seseorang

Khofifah menyampaikan, saat tausiyah disampaikan oleh Rois Aam PBNU, Miftachul Akhyar pun tidak ada ajakan untuk mendukung pasangan-pasangan calon tertentu yang turut berkontestasi dalam Pilpres.

Tausiyah, kata Khofifah, murni tentang ajaran agama untuk dipraktikkan sehari-hari.

"Tausiah NU, saya rasa ndak ada sesuatu yang patut dicurigai. Kecuali yang hatinya memang sudah curiga," ucap dia.

Lebih lanjut, Khofifah memberikan alasan mengapa Harlah Muslimat NU ke-78 kali ini maju dari tanggal hari lahir Muslimat NU seharusnya.

Padahal, Muslimat NU resmi berdiri pada 29 Maret 1946.

Baca juga: Bertanya ke Anggota Muslimat NU, Khofifah: Ke-NU-an Saya Asli atau Tidak?

Namun Khofifah menyampaikan, Harlah NU biasanya mengacu pada penanggalan hijriah, yang jatuh setiap tanggal 26 Rabiul Akhir. Bila tanggalnya disesuaikan dengan kalender Masehi, maka tanggal harlah setiap tahun masehi akan berbeda-beda.

Mengacu pada penanggalan hijriah, tanggal 26 Rabu Akhir sudah lewat. Namun, Harlah NU diadakan pada Januari 2024 agar berdekatan dengan harlah PBNU.

"Jadi ini bukan dimajukan, ini di tengah-tengah antara hijriah dan masehi. Tanggal hijriahnya 26 Rabiul Akhir, sekarang (hari ini) sudah masuk 8 Rajab. Kira-kira itu kawan-kawan, supaya kita meluruskan apa yang sedang kita lakukan," ucap Khofifah.

Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur ini menyatakan, merangkaikan harlah NU dengan harlah Muslimat NU bukan yang pertama kali terjadi. Saat zaman

"Kita juga sudah pernah melakukan keberseiringan antara HUT NU dan HUT Muslimat NU zaman Kiai Haji Hasyim Muzadi waktu itu. HUT Muslimat ke 60 kita lakukan juga di GBK. Artinya memang suasana ini, memang sangat potensial menimbulkan prediksi dan praduga," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com