Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Prabowo Berbeda dalam Debat Kali Ini, TKN: Sekarang Riang, Jenaka, Enteng

Kompas.com - 13/12/2023, 06:33 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid mengatakan, penampilan capres nomor urut 2, Prabowo saat debat capres Pilpres 2024 berbeda dengan debat-debat yang pernah Prabowo lalui di Pilpres 2009, Pilpres 2014, dan Pilpres 2019.

Nusron menyebut Prabowo dalam debat kali ini jauh lebih riang, jenaka, dan tenang.
Adapun Prabowo memang pernah berkontestasi dalam Pilpres 2009, Pilpres 2014, dan Pilpres 2019.

Pada tahun 2009, Prabowo menjadi cawapres dari Megawati Soekarnoputri. Pasangan Megawati-Prabowo kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Pak Prabowo Kan Kesulitan Ditanya Persoalan Penculikan

Pada 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa. Keduanya kalah dari Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla.

Pada 2019, Prabowo kembali maju di pilpres. Prabowo maju bersama Sandiaga Uno yang kemudian kalah dari Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Dengan debat ini kami makin optimis. Kenapa? Karena Pak Prabowo ternyata sangat humanis. Penampilan Pak Prabowo dalam debat perdana pada malam hari ini berbeda dengan penampilan debat Pak Prabowo pada tahun 2009, pada tahun 2014, bahkan pada tahun 2019," ujar Nusron dalam jumpa pers di Hotel Des Indes, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.

"Sangat berbeda, sangat riang, sangat jenaka, dan sangat enteng, dan sangat tenang," kata dia.

Menurut Nusron, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Prabowo yang sifatnya menjatuhkan capres lain.

Baca juga: Kala Anies dan Prabowo Bergulat soal Isu Demokrasi dan Diktator...

Dengan begitu, kata dia, publik bisa menilai mana capres yang menghormati lawannya.

"Mana paslon yang mempunyai jiwa negarawan dan sikap kepresidenan. Karena presiden itu tidak boleh menjatuhkan orang di depan publik. Biar masyarakat yang menilai," tutur Nusron.

Sementara itu, Nusron menyebut Prabowo sebagai sosok yang tidak mau menjatuhkan siapa pun di ruang publik.


Dia menegaskan, seorang pemimpin memang harus mengangkat orang lain, bukan malah menjatuhkannya.

"Karena pemimpin itu harus menghargai dan mengangkat orang, tidak boleh menjatuhkan satu sama lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com