JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid membantah pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto bahwa kasus penculikan 1998 merupakan isu yang dimunculkan lima tahun sekali atau ketika pemilihan umum (Pemilu).
Usman mengatakan, setiap hari Kamis keluarga korban penculikan 1998 selalu berkumpul di depan Istana Negara. Mereka menuntut keadilan dan keberadaan anak atau sanak saudaranya.
Namun, Prabowo terkesan menganggap remeh penghilangan paksa tersebut dan menuding kasus itu dipolitisasi.
“Di dalam segmen sebelumnya di dalam debat ini capres nomor 2 (Prabowo) mengatakan bahwa ini isu lima tahunan, padahal tidak,” ujar Usman dalam program live Debat Capres di Kompas TV, Selasa (12/12/2023).
“Tiap hari Kamis para korban itu mengangkat suara ini, mengangkat masalah-masalah orang hilang ini,” katanya lagi.
Baca juga: Nilai Jawaban Prabowo Cukup soal HAM, Ganjar: Tinggal Publik yang Menilai
Usman mengingatkan kembali bahwa keluarga korban menggelar Aksi Kamisan dan menyuarakan tuntutan atas keadilan. Mereka biasanya mengenakan pakaian dan payung berwarna hitam.
Ia juga menegaskan bahwa pihak yang menyuarakan keadilan untuk korban penghilangan paksa itu adalah keluarga korban, bukan mantan aktivis 1998 Budiman Sudjatmiko.
“Korban setiap Kamis bersuara, bukan Budiman yang tiap pemilu baru bicara, dan Budiman tidak pernah diculik,” kata Usman Hamid.
Usman kemudian menggarisbawahi pentingnya perspektif korban yang dikemukakan Ganjar dalam sesi debat pertama saat membicarakan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: Saling Sindir Anies dan Prabowo Saat Bahas Isu Polusi Jakarta
Ganjar juga membacakan empat rekomendasi DPR RI pada 2009 terkait kasus pelanggaran HAM, yakni pembentukan pengadilan HAM Ad Hoc, pencarian korban atau kuburan korban penculikan 1998 jika sudah meninggal, penuntutan para pelaku, dan jaminan keamanan.
“Kalau timses bilang Prabowo mencalonkan (jadi presiden) 2009 tidak ada yang mempersoalkan, siapa bilang? Banyak sekali yang mempersoalkan. Bahkan, DPR mempersoalkan itu,” kata Usman.
Sebelumnya, dalam debat capres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ganjar menanyakan soal makam 13 korban penculikan 1998 kepada Prabowo.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu bertanya apakah Prabowo akan mencari dan menunjukkan makam aktivis yang hilang di masa Orde Baru untuk diziarahi keluarga mereka.
Ganjar juga menanyakan komitmen Prabowo terhadap penyelesaian 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca juga: Prabowo Tak Jawab Pertanyaan Ganjar soal Makam 13 Aktivis yang Diculik
Kemudian, Prabowo mengklaim bahwa dirinya merupakan sosok yang keras dalam membela HAM. Ia juga menyebut isu itu selalu muncul setiap lima tahun sekali ketika elektabilitasnya naik.