Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: Korupsi Merajalela Dibiarkan, Negara Tak Punya Sistem untuk Mengatasi

Kompas.com - 22/11/2023, 13:28 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, saat ini negara seperti membiarkan korupsi merajalela.

Hal itu disampaikan Cak Imin dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/11/2023).

Awalnya, panelis dialog terbuka Guru Besar Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik Professor Zuly Qodir mempertanyakan apakah adanya sejumlah Omnibus Law, khususnya Undang-Undang Kesehatan, agar rumah sakit kecil bisa tetap tumbuh menjadi lebih baik.

Baca juga: Surya Paloh Jadi Ketua Dewan Pembina Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin

Menurut Cak Imin, Omnibus Law belum tentu memberikan kesetaraan dalam persaingan usaha, khususnya untuk usaha dalam bidang sosial seperti rumah sakit dan sekolah.

Dia menyebutkan, Omnibus Law justru memberikan ruang terbuka persaingan usaha yang berpotensi menghilangkan keberadaan usaha-usaha kecil.

"Omnibus Law segala macam itu belum tentu memberikan kesamaan, tapi memberikan keadaan tarung bebas siapa yang kalah dan menang negara enggak urus, yang penting negara memberikan ruang yang sama," ucapnya.

Karena itu, Cak Imin menilai negara seharusnya memberikan ruang dengan cara yang adil dan setara.

Keadilan kesetaraan yang dimaksud adalah memberikan usaha yang kecil bisa tumbuh besar tanpa mengecilkan usaha yang sudah besar.

"Disinilai perbedaan NKRI yang memberikan ruang yang besar kepada yang belum mampu untuk tumbuh, yang sudah mampu terpelihara dengan baik," katanya.

Sebab itu, Cak Imin menilai negara harus memiliki sistem yang baik untuk membangun persaingan usaha secara sehat.

Baca juga: Surya Paloh Jadi Ketua Dewan Pembina Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin

Negara, kata Cak Imin, tak semestinya seperti lepas tangan dengan mengeluarkan Omnibus Law, layaknya membiarkan korupsi yang saat ini semakin merajalela.

"Negara (seharusnya) tidak membiarkan korupsi seperti sekarang ini, korupsi merajalela dibiarkan, kemudian negara tidak memiliki sistem yang tepat (untuk mengatasi) dalam segala keadaan yang terjadi," ujar Cak Imin.


Dialog terbuka Muhammadiyah merupakan rangkaian dialog dengan tiga calon presiden yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kamis (23/11/2023) besok akan dilakukan dialog terbuka untuk pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Sedangkan untuk paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka rencananya digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (24/11/2023).

Dalam sesi Anies-Muhaimin terdapat lima panelis yang dihadirkan.

Baca juga: Edy Rahmayadi hingga Rachmat Gobel Ditunjuk Jadi Tim Kampanye Daerah Anies-Muhaimin

Pertama adalah Ulama Intelektual Professor Saad Ibrahim yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Kedua, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Guru Besar Program Studi Pendidikan Biologi professor Sofyan Anif.

Mantan Ketua Komisi Yudisial dan juga Guru Besar Program Studi Ilmu Hukum UMS Aidil Fitriciada, Peneliti Senior Lipi Professor Siti Zuhro dan terakhir Guru Besar Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik Professor Zuly Qodir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com