Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Setuju Politik Akhir-akhir Ini Banyak Drama: Tapi Siapa Sutradaranya?

Kompas.com - 10/11/2023, 17:18 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus senior PDI-P Andreas Hugo Pareira sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa akhir-akhir ini banyak drama di dunia politik.

Namun pada saat yang sama, Andreas juga mempertanyakan siapa sutradara di balik drama politik yang disinggung Jokowi.

"Saya ingat kemarin justru Pak Presiden, Pak Jokowi mengatakan bahwa banyak drama ya, drakor, dan banyak orang yang membawa perasaan, baperan. Ya saya kira betul juga ya kalau Pak Presiden menyampaikan hal tersebut," ujar Andreas dalam jumpa pers di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

Baca juga: [VIDEO] Drama Politik dan Sindiran Republik Rasa Kerajaan

"Tetapi pertanyaanya, kalau beliau sampaikan itu, siapa sih sebenarnya sutradaranya? Siapa yang membuat drama ini? Siapa yang membuat drama yang terjadi sehingga membuat orang dengan berbagai macam perasaan yang muncul," sambungnya.

Ia mengatakan, saat ini banyak orang yang merasa kecewa, sakit hati dan marah dengan situasi yang ada. Meskipun pada saat yang sama ada juga yang tetap merasa gembira.

Lebih dari itu, Andreas khawatir jika masyarakat justru sampai tidak percaya dengan ucapan pemimpinnya.

Baca juga: Jubir Anies Anggap Jokowi yang Sutradarai Drama Politik

"Dan hal yang menurut saya paling berbahaya ke depan adalah rasa curiga dan saling tidak percaya. Kalau misalnya, terhadap pemimpin, pemimpin berbicara dan orang sudah tidak percaya lagi, ini repot," tutur Andreas.

Ia pun mengingatkan bahwa setiap pernyataan yang disampaikan oleh elite politik maupun pemimpin di masa lalu terekam jelas di media sosial. Publik pun dapat melacak dengan mudah setiap pernyataan tersebut.

Sehingga, menurut dia, ketika ada pemimpin yang memiliki pernyataan berbeda antara masa lalu dan masa kini, dapat ketahuan.

"Apakah ini yang dimaksudkan dengan drama tadi?" imbuhnya.

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).Kompas.com/ Dian Erika Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, akhir-akhir ini terlalu banyak drama sinetron yang mewarnai persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah, terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat," ujar Jokowi dalam pidato pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023).

Padahal, menurut Jokowi, pertarungan Pilpres harus diisi dengan gagasan dan ide.

"Bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com