Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY soal Manuver Nasdem dan Anies: Melebihi Batas Kepatutan, Kasar

Kompas.com - 01/09/2023, 20:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai manuver politik Partai Nasdem dan bakal capres Anies Baswedan melampaui etika dan kasar.

Penyebabnya adalah Partai Nasdem dan Anies diam-diam sepakat menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal cawapres.

"Sebetulnya saya tidak naif. Saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres 2 kali, dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari lalu itu," kata SBY dalam Sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat yang digelar di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

"Saya mengerti politik itu memang penuh strategi, taktik siasat, caranya banyak. Tapi saya tidak menyangka tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melebihi batas kepatutan, etika, moral, kasar," sambung SBY.

Baca juga: SBY: Berkali-kali Anies Datang dengan Kata-kata Baiknya, Sekarang Kok Jadi Begini?

Dalam kesempatan itu SBY mengatakan, dia sudah pernah diberi masukan oleh sejumlah rekan dari kalangan kader dan di luar Demokrat, setelah memutuskan mendukung Anies sebagai bakal capres.

Menurut SBY, beberapa rekannya itu mempertanyakan sejauh apa keyakinan SBY terhadap sosok Anies dan pengusungnya.

"Saya jawab dengan praduga yang baik, prasangka yang baik, saya bilang 'saya percaya'. Teman itu mengatakan, 'ya silakan saja dilihat nanti yang penting saya sudah mengingatkan'," ujar SBY.

"Kalau saya ingat kembali yang diingatkan temen-teman itu lebih dari satu, keputusan sepihak kemarin itu, kalau saya bilang keputusan gelap kemarin itu, ternyata barangkali mengandung kebenaran," sambung SBY.

Baca juga: Bersyukur Demokrat Dikhianati Anies, SBY: Sekarang Saja Tidak Amanah, Bagaimana Nanti Jadi Pemimpin

SBY mengaku bersyukur kepada Allah S.W.T., karena manuver Nasdem, PKB, dan Anies menjadi sinyal supaya Demokrat tidak keliru memilih mitra koalisi.

"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani dari akhlak pemimpin-pemimpin besar, untuk yang beradam Islam meneladani akhlak Rasulullah," ucap SBY.


"Dan yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati, tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," sambung SBY.

SBY khawatir jika Nasdem dan Anies tidak komitmen dalam piagam Koalisi Perubahan, maka jika mendapatkan kekuasaan kemungkinan bakal melenceng dari kesepakatan.

Baca juga: SBY Ungkap Ada Menteri Jokowi Ajak Demokrat Koalisi dengan PKS-PPP, Sebut Pak Lurah Sudah Tahu

"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, mungkin kita dibebaskan dari dosa yang mungkin kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," kata SBY.

"Bayangkan kalau di masa depan kalau kita mempunyai mitra koalisi yang tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama. Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain, memaksakan kehendak," ujar SBY.

Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat menyatakan Anies dan Partai Nasdem mengkhianati piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang sudah disepakati.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com