Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Sekeluarga Maju Jadi Caleg, Formappi: Politik Dinasti Tak Terelakkan

Kompas.com - 25/08/2023, 14:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengaku tidak kaget mengetahui bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, dan keluarganya maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.

Menurut dia, Hary dan 5 anggota keluarganya menjadi contoh bagaimana "dinasti politik" bisa membajak demokrasi dan situasi politik Indonesia belum membaik dari situ.

Pada 2014, 15 kerabat Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono juga maju sebagai caleg.

"Ini fenomena yang hampir selalu terjadi setiap pemilu, selalu dibahas, dan rekomendasi untuk memastikan itu tidak terjadi tak pernah juga dilakukan misalnya oleh pembuat undang-undang," kata peneliti Formappi, Lucius Karus, kepada wartawan pada Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Keluarga Hary Tanoe Ramai-ramai Nyaleg lewat Perindo

Trah Tanoesoedibjo sekeluarga maju melalui Partai Persatuan Indonesia (Perindo), partai bentukan Hary.

Sementara itu, trah Yudhoyono dulu maju melalui Partai Demokrat yang dinakhodai SBY.

Lucius mengatakan, rombongan keluarga maju caleg seperti ini merupakan akibat dari kepengurusan dan keanggotaan partai politik yang juga memberi keistimewaan kepada kader yang berkerabat dengan ketua umum.

"Ini semua bisa dijelaskan karena ya oligarki partai yang belum juga berubah. Jadi politik dinasti itu sudah menjadi satu hal yang tak terelakkan," kata dia.

"Kenapa partai cenderung untuk merekrut keluarganya, kerabat mereka menjadi caleg, ya untuk kepentingan agar jangkauan informasi terkait dengan praktik-praktik menyimpang yang dilakukan itu bisa kemudian dikendalikan, kalau yang menjadi anggota legislatif adalah kerabat sendiri," ujar Lucius.

Baca juga: Deret Ketum Parpol yang Turun Gunung Jadi Caleg DPR: Hary Tanoe, Oesman Sapta, hingga Syaikhu

Ia menegaskan bahwa hal ini buruk untuk kepentingan publik karena kekuasaan yang dikendalikan oleh kekerabatan akan mudah untuk memelihara tata kelola kenegaraan yang korup.

Hal ini juga menghambat proses kaderisasi yang baik di internal parpol karena pada umumnya hubungan kekerabatan ini menjadi jalan pintas seseorang untuk mencapai posisi strategis di internal partai politik ataupun maju sebagai caleg.

"Tentu praktik korupsi akan dengan mudah mengurat akar pada sistem politik di mana dinasti politik itu berkuasa," ucap Lucius.

"Anggota DPR yang terpilih dengan modal kekerabatan itu pasti dia menjabat tidak bisa ngapa-ngapain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com