Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penarikan Dukungan PSI Dinilai Lemahkan Optimisme Koalisi Ganjar

Kompas.com - 24/08/2023, 14:27 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penarikan dukungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) buat bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, dinilai akan melemahkan optimisme koalisi partai banteng.

Meski PSI tak termasuk partai Parlemen, batalnya dukungan dari partai pimpinan Giring Ganesha tersebut bukan berarti tidak memberikan dampak.

“Penarikan dukungan PSI tentu menjadi pukulan tersendiri bagi mesin politik Ganjar Pranowo,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Kamis (24/8/2023).

“Pencabutan dukungan PSI bisa menciptakan ganggu gusar sekaligus tekanan psikologis bagi para pendukung Ganjar, yang semula optimistis bisa mengonsolidasikan basis dukungan dari partai elite Senayan maupun non-Senayan,” lanjutnya.

Baca juga: PDI-P Sebut Ganjar Belum Efektif Turun ke Semua Lini karena Masih Jabat Gubernur

Apalagi, kata Umam, menurut peta politik terkini, kekuatan koalisi parpol Parlemen pendukung Ganjar justru berada di posisi buntut.

Gubernur Jawa Tengah itu hanya didukung dua partai politik Parlemen yakni PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sisanya, Ganjar didukung dua parpol non Parlemen yaitu Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Sementara, bakal capres pesaing Ganjar, Prabowo Subianto, didukung oleh empat partai politik Parlemen yakni Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Prabowo juga mendapat tambahan amunisi dari partai non Parlemen, Partai Bulan Bintang (PBB).

Adapun bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, didukung tiga parpol Parlemen yaitu Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Lalu, Partai Ummat sebagai parpol non Parlemen.

Baca juga: Matematika Politik Ambyar Penyatuan Ganjar dan Anies

“Kini mesin pencapresan Ganjar justru tercecer di belakang dengan kekuatan kursi Parlemen 25 persen saja, di bawah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (yang mengusung Anies Baswedan) 28,5 persen, dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (yang mengusung Prabowo Subianto) yang kini 46 persen,” ujar Umam.

“Jadi, dampak pencabutan dukungan PSI pada Ganjar adalah melemahnya psikologi dan moral perjuangan tim Ganjar yang seolah ditinggal banyak temannya,” tuturnya.

Umam menduga, batalnya dukungan PSI buat Ganjar bisa jadi karena dinginnya sikap PDI-P. Sejak awal, dukungan PSI buat Ganjar seolah bertepuk sebelah tangan.

Namun demikian, kata Umam, sikap PDI-P terhadap PSI itu juga didasarkan pada pemahaman, keyakinan, dan etika politik dalam tradisi partai banteng.

Mungkin saja, PSI dianggap mendahului, bahkan mendikte Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri soal bakal capres lantaran deklarasi dukungan buat Ganjar diumumkan jauh-jauh hari sebelum PDI-P mengambil keputusan.

“Keputusan politik PSI ini tampaknya dipengaruhi oleh model komunikasi PDI-P sebelumnya yang terkesan jual mahal dan tinggi hati, yang seolah tidak menganggap dukungan PSI,” kata dosen Universitas Paramadina itu.

Sebagaimana diketahui, PSI membatalkan dukungan buat bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. Keputusan itu diambil dalam forum Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI yang digelar di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Soal Wacana Ganjar-Anies, Gerindra: Kami Tak Campurkan Keberlanjutan dengan Perubahan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com