JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bakal membangun jalan dan lumbung pangan hingga merevitalisasi bandara di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, menyusul adanya fenomena kekeringan yang menyebabkan enam orang meninggal dunia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pembangunan beberapa infrastruktur tersebut masuk dalam rencana jangka menengah pemerintah untuk Papua.
"Untuk jangka menengah itu akan disiapkan lumbung pangan permanen di Agandugume. Dan di sana juga akan ditangani pembangunan jalan dari Sinak ke Agandugume," kata Muhadjir usai rapat koordinasi (rakor) di gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Atasi Kelaparan, Lumbung Pangan Papua Tengah Akan Dibangun Paling Lambat September
Muhadjir menyampaikan, pembangunan jalan dari Distrik Sinak ke Agandugume diperlukan agar suplai barang bisa sampai lebih cepat.
Pasalnya, dalam fenomena kekeringan saat ini, pemerintah hanya mampu mengantar bantuan sampai ke Distrik Sinak. Sedangkan, masyarakat Agandugume, yang letaknya di dataran yang lebih tinggi, harus berjalan kaki selama dua hari satu malam untuk menjemput bantuan.
"(Pembangunan jalan) Memungkinkan kendaraan, paling tidak roda dua bisa mulus dari Sinak hingga Agandugume, sehingga suplai barang tidak hanya diangkut dengan jalan kaki oleh penduduk setempat, tapi bisa juga dengan kendaraan," ucap Muhadjir.
"Syukur-syukur roda empat ringan nanti bisa lewati. Itu jadi rencana kita untuk jangka menengah," imbuh dia.
Selain itu, pemerintah akan merevitalisasi landasan pacu (runway) pesawat di Bandara Sinak. Sebab saat ini, landasan pacu terlalu pendek dengan panjang hanya sekitar 1.200 meter, sehingga hanya bisa digunakan untuk pesawat-pesawat kecil sejenis Caravan dan Twin Otter.
Dengan demikian, penanganan bencana menggunakan pesawat kecil menjadi lebih terbatas.
"Karena itu kita butuh menambah sekitar 400 meter, sehingga kita harapkan kalau nanti pesawat-pesawat besar, mungkin Hercules itu bisa mendarat di tempat itu. Untuk jangka panjang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan saja, tapi juga untuk kebutuhan termasuk material yang diperlukan untuk membangun infrastruktur di sana," jelasnya.
Baca juga: Soal Kelaparan di Papua Tengah, Pengamat: Harusnya Pemerintah Sudah Punya Solusi
Di sisi lain, agar tercipta koordinasi dan komunikasi yang lebih mudah, pemerintah akan menambah menara BTS. Penempatan BTS akan bekerja sama dengan aparat keamanan, mengingat di daerah tersebut terdapat ancaman keamanan.
Selain itu, dibangun pula sarana air bersih yang akan dikoordinasikan oleh Kementerian PUPR, sentra produksi pangan yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian maupun perguruan tinggi, dan lain-lain.
Dia berharap, kerja sama pembangunan sentra produksi pangan mampu menemukan varietas atau jenis tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca di Papua Tengah.
Diketahui, kekeringan yang saat ini terjadi di sana membuat umbi-umbian sebagai makanan pokok warga Papua membusuk, dan mengakibatkan gagal panen.
"Ini saya sudah dapat laporan dari perguruan tinggi, ada jenis tanaman yang sekarang ditanam di umbi-umbian di Bukit Dieng, itu bisa diadaptasikan ditanam di tempat ini untuk jangka panjang," jelas Muhadjir.
Baca juga: Bantuan 2,6 Ton untuk Warga Papua Tengah Dikirim Langsung ke Agandugume
Sebagai informasi, warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, terdampak kekeringan.
Kekeringan yang menjadi sebab gagal panen ini dipengaruhi musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrem. Kekeringan itu juga menyebabkan warga kesulitan mendapat air bersih.
Sejauh ini, pemerintah meliputi Kemensos hingga BNPB sudah mengirim bantuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.