Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Dinilai Bisa Merapat ke PDI-P, jika Cak Imin "Di-Prank" Prabowo

Kompas.com - 07/07/2023, 17:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam beranggapan, PKB bisa mengalihkan dukungan ke Ganjar Pranowo bila Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, "dikerjai" atau "di-prank" oleh Gerindra.

PKB selama ini diketahui terus menyodorkan proposal agar Muhaimin atau Cak Imin, bisa dipilih Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai bakal calon wakil presiden. Sehingga, saat ini PKB telah berkongsi politik dengan Gerindra.

"Perubahan sikap PKB itu baru akan terjadi jika Gerindra dan Prabowo akhirnya benar-benar nge-prank PKB dengan menolak proposal politik pencawapresan Cak Imin," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Dukungan Parpol Parlemen ke Ganjar Minim Dinilai Jadi Penyebab PDI-P Aktif Dekati PKB

Namun belakangan, PKB juga gencar mendekati PDI-P yang sudah resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai bakal capres. Hal itu menyusul Prabowo dan Gerindra yang tak kunjung ambil sikap untuk menentukan siapa yang akan dipilih sebagai bakal cawapres.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengamini bahwa partainya ikut jemput bola untuk mendapatkan dukungan PKB.

Meski begitu, Umam menilai, sejak awal ada tendensi PKB enggan mendekati PDI-P. Hal itu, menurutnya, karena Cak Imin tidak memiliki ruang negosiasi dan kompromi yang lebih leluasa di hadapan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam menentukan cawapres.

"Terlebih lagi penentuan Cawapres Ganjar diserahkan Megawati," imbuh dia.

Baca juga: Di Depan Gerindra, PKB Singgung Pentingnya Cawapres yang Didukung Parpol, Sindir Erick Thohir?

Hal tersebut, lanjut Umam, yang membuat Cak Imin akhirnya lebih dekat dengan Prabowo, karena melihat ruang lobi yang lebih luas. Apalagi, Prabowo disebut membutuhkan suara di Jawa Timur yang menjadi basis massa PKB dan warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyyin.

"Cak Imin bisa nge-deal lebih leluasa dengan Prabowo yang notabene meyakini perlunya dukungan pemilih dari segmen Nahdliyyin di Jawa Timur, yang menjadi titik lemah penentu kekalahannya di Pilpres 2014 dan 2019," ungkap Umam.

Adapun Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengaku partainya juga terus membuka diri untuk membangun kerja sama politik dengan PKB.

Hal ini disampaikan saat ditanya keinginan dari Muhaimin Iskandar untuk bertemu Megawati Soekarnoputri guna penjajakan kerja sama politik.

Baca juga: Enggan Dianggap Pengganggu Koalisi PKB-Gerindra, PAN Klaim Menangkan Prabowo di Sumbar pada Pilpres 2019

"Jadi bukan hanya keinginan dari PKB, dari PDI-P juga aktif mengulurkan tangannya untuk bekerja sama dengan PKB," kata Hasto ditemui di Rumah Aspirasi, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2023) usai pertemuan empat partai politik pengusung Ganjar Pranowo.

Hasto kemudian menjelaskan soal tindak lanjut pertemuan Fraksi PDI-P dan PKB di DPR, Rabu (5/7/2023) kemarin.

Menurutnya, Megawati sudah menugaskan para Ketua DPP PDI-P untuk menemui jajaran PKB.

"(Megawati) sudah menugaskan ada Mbak Puan, ada Pak Said Abdullah, kemudian juga saya ditugaskan. Kemudian di luar itu seperti Pak Baskara (Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah) yang juga punya hubungan sejarah dengan Cak Imin (Muhaimin)," jelasnya.

Baca juga: Tak Khawatir PKB Pindah ke Lain Hati Setelah Bertemu PDI-P, Gerindra: Kami Solid Bersama

Namun, Hasto belum bisa memastikan kapan pertemuan antara PDI-P dan PKB terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com