Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Kompas.com - 13/05/2023, 14:03 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Malam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Namun, sekeluarga yang terdiri dari enam orang yakni ibu, ayah, dan empat anak, masih terduduk lesu di teras Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

Mereka tampak risau, waswas dan gelisah menunggu jemputan yang tak kunjung datang.

Pemandangan ini terjadi 25 tahun silam, tepatnya 19 Mei 1998, beberapa hari setelah Jakarta dilanda kerusuhan kelam.

Baca juga: Kritik untuk Penyelesaian Kasus HAM Berat 1998 Tanpa Pengadilan

Kerusuhan dipicu oleh krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997. Akibat krisis berkepanjangan, mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut reformasi.

Mahasiswa dari berbagai kampus menentang pemerintahan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto mundur. Sebabnya, pemerintahan Orde Baru dinilai melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) hingga menyeret negara ke pusaran krisis moneter.

Demonstrasi tersebut berujung tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti karena penembakan oleh aparat. Peristiwa ini kian memicu amarah publik yang berujung pecahnya kerusuhan di berbagai titik di Ibu Kota Negara.

Kerusuhan melebar hingga terjadi aksi perusakan, penjarahan, dan pembakaran oleh perusuh. Massa menyasar pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, perbankan, hingga fasilitas publik.

Sebagian objek sasaran aksi massa merupakan kepunyaan etnis Tionghoa.

Sejumlah remaja tengah melempar sebuah agen penjualan mobil di Krekot, Jakarta Pusat, pada hari kerusuhan dan penjarahan massal tanggal 14 Mei.Kompas/arb Sejumlah remaja tengah melempar sebuah agen penjualan mobil di Krekot, Jakarta Pusat, pada hari kerusuhan dan penjarahan massal tanggal 14 Mei.

Suasana kian mencekam karena terjadi aksi pemerkosaan terhadap puluhan perempuan yang sebagian adalah keturunan Tionghoa. Pemerkosaan sebagian besar terjadi di Jakarta dan sisanya di Palembang, Medan, Solo, dan Surabaya.

Kaosnya situasi Jakarta akhirnya memaksa sebagian penduduknya, terutama keturunan Tionghoa, bergegas mengungsi.

Keluarga yang dijumpai Kompas, Selasa (19/5/1998) lampau di Bandara Hang Nadim mengaku baru pertama kali ke Batam. Mereka mengungsi karena situasi Jakarta yang mengerikan.

"Kami sedang menunggu jemputan. Suami saya lagi menelepon temannya yang sebelumnya berjanji akan menjemput di bandara. Tetapi, kalau si penjemput tidak datang, kami susah karena ke Batam baru pertama kali," kata Ibu berusia lima puluhan yang tak disebutkan namanya itu dalam bahasa Indonesia yang patah-patah.

Peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Jalan Samanhudi, Pasar Baru, massa merusak lalu membakar.Kompas/arb Peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Jalan Samanhudi, Pasar Baru, massa merusak lalu membakar.

Si sulung yang melihat ibunya gelisah seketika menyebut bahwa dia dan keluarga kini dalam kondisi susah. Namun, setidaknya lebih baik dari kondisi di Jakarta.

"Saat ini kami memang lagi susah, tapi dibandingkan ketika masih berada di Jalan Ketapang, kawasan Jl Gajah Mada Jakarta, kondisi kami sekarang jauh lebih baik. Kami betul-betul lega lepas dari Jakarta,” katanya.

Kepada Kompas, ia sempat menuturkan pengalaman mencekam pada 13 Mei 1998, saat kerusuhan besar-besaran terjadi di Jakarta. Di sana-sini terjadi pembakaran dan terdengar pekik tangis anak-anak maupun orang tua yang ketakutan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com