JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi kerusuhan Mei 1998 telah meninggalkan banyak kisah pilu. Salah satunya kisah yang dialami Maria Sanu.
Ia kehilangan anaknya, Stevanus Sanu, dalam peristiwa kebakaran Yogya Plaza, Klender, Jakarta Timur, pada 14 Mei 1998. Ketika itu Stevanus berusia 16 tahun.
Dalam wawancara Kompas.com 2016, Maria menuturkan kala itu Stevanus tak kunjung pulang hingga pukul 12.00 WIB.
Ia sempat mencari anaknya ke lapangan dekat Masjid tempat Stevanus biasa bermain. Kemudian Maria bertemu dengan salah seorang teman Stevanus yang mengatakan kalau anaknya itu pergi ke Yogya Plaza.
"Saya tanya ke temannya, temannya bilang pergi ke mal Yogya Plaza. Saya tanya ada apa, katanya ada penjarahan," ucap Maria.
Baca juga: Retrospeksi Tragedi Mei 1998: Kekerasan terhadap Perempuan yang Kerap Dilupakan
Rumah Maria terletak di Perumnas Klender, tidak terlalu jauh dengan Yogya Plaza.
Ia melihat orang-orang saat itu berlarian sambil membawa barang-barang jarahan seperti televisi, kulkas, kipas angin, setrika, dan lain sebagainya.
Hingga petang, Stevanus tak kunjung pulang. Sementara, Maria sudah bersiap untuk mengikuti doa rosario di rumah kerabatnya.
Namun, Maria memilih untuk menunggu. Sebab, keesokan paginya Stevanus berjanji akan menemani Maria pergi.
Maria juga sempat mendengar kabar bahwa anak tetangganya terpaksa berjalan kaki sampai ke rumah karena tidak ada angkutan umum.
"Saya bilang saya juga sedang nunggu Stevanus, sampai sekarang belum pulang," kata Maria.
"Biasanya dia aktif dan rajin ikut doa rosario. Stevanus pasti tahu kalau Kamis malam akan ada doa rosario," tutur dia.
Baca juga: Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan
Dua hari pasca-kebakaran Yogya Plaza, Maria tak kunjung mendapat kabar tentang keberadaan Stevanus.
Dari berita di televisi ia mengetahui ada ratusan korban kebakaran yang sudah tidak dapat diidentifikasi dan akan dikuburkan secara massal.
Maria makin, Stevanus termasuk salah satu korban dalam peristiwa itu. Ia sempat meminta anaknya yang lain untuk mencari Stevanus di RSCM.