JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Intelijen dan Pertahanan Ngasiman Djoyonegoro mengatakan bahwa TNI harus mempertimbangkan secara matang soal operasi siaga tempur di daerah-daerah rawan Papua.
Status siaga tempur diterapkan menyusul gugurnya Pratu Miftahul Arifin, prajurit Kostrad dari Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat melakukan operasi pencarian pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/4/2023).
“TNI harus benar-benar mempersiapkan diri dan memperhitungkan dengan matang setelah menetapkan status siaga tempur. Bagaimana konsekuensi terhadap geopolitik dan pendekatan lain yang telah dilakukan oleh pemerintah,” kata Ngasiman saat dihubungi, Rabu (19/4/2023).
Baca juga: Golkar Minta TNI Pikirkan Ulang Keputusan Operasi Siaga Tempur di Papua
Ngasiman juga menyarankan agar TNI terus berkoordinasi dengan stakeholders lain terkait operasi siaga tempur. Menurutnya, status siaga tempur sudah seharusnya dilakukan oleh TNI.
“Mengingat TNI diserang bukan dalam keadaan siaga perang,” kata Ngasiman.
Dalam konteks pertahanan, lanjut Ngasiman, itu dapat diartikan sebagai ultimatum perang.
“Sementara dalam konteks terorisme, maka tindakan penyerangan ini telah menimbulkan rasa tidak aman dan ancaman,” ujar Ngasiman.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, penyerangan KKB itu terjadi saat Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.
“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir, mendekati posisi dari para penyandera (KKB). Kemudian, ada serangan dari mereka (KKB),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Di Balik Langkah Panglima TNI Tingkatkan Status Operasi Lawan KKB Jadi Siaga Tempur...
Akibat penyerangan tersebut, Pratu Miftahul Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter.
Setelah itu, Julius mengatakan, terjadi serangan lanjutan dari KKB terhadap Satgas Yonif Raider 321.
“Ketika (prajurit) mencoba untuk menolong (Pratu Miftahul), (mereka) mendapatkan serangan ulang,” ujar Julius.
Dari total 36 prajurit, lima prajurit luka-luka dalam peristiwa itu, sedangkan empat lainnya masih dalam pencarian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.