Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh Isu Capres PDI-P Pilihan Megawati: Ganjar Heran, FX Rudy Dimarahi Sekjen hingga Minta Maaf

Kompas.com - 13/04/2023, 14:02 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan seketika membantah kabar yang menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mendapat restu dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Isu itu membuat Ganjar terheran-heran. Sementara, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sempat memarahi Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo karena sebelumnya disebut-sebut menyebarkan desas-desus Ganjar dipilih Megawati.

Menyikapi kegaduhan ini, elite-elite partai banteng pun kompak menegaskan bahwa keputusan soal capres PDI-P masih menunggu pengumuman Megawati.

Baca juga: Ganjar Diisukan Dapat Restu Jadi Capres PDI-P, Bambang Pacul Sebut Tergantung Megawati

Dibantah

Bantahan terkait isu ini salah satunya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Hasto menyatakan, Megawati belum memutuskan siapa nama yang akan diusung PDI-P sebagai capres pada Pemilu 2024.

“Sama sekali tidak benar, karena memang belum diputuskan oleh Ibu Ketua Umum yang memang oleh keputusan kongres mendapat mandat untuk mengambil keputusan terhadap calon presiden dan calon wakil presiden," kata Hasto kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Adapun keputusan Megawati terkait nama capres, jelas Hasto, akan diumumkan pada momentum yang tepat.

Dia pun mewanti-wanti seluruh kader partai banteng agar memiliki kesadaran berpartai, dalam hal ini disiplin menunggu keputusan Megawati soal pengumuman capres PDI-P.

“Semua kader yang memiliki kesadaran berpartai akan memegang teguh disiplin partai," ujar Hasto.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Sentul, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Sentul, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).

Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Dia menegaskan, keputusan terkait capres ada di tangan Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

"Soal Pak Ganjar, saya enggak tahu menahu. Itu sudah dari dulu aku jawab tergantung ketua umum," kata Pacul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/4/2023).

"Itu di bawah ketua umum kami untuk capres cawapres. Apakah itu nanti Pak Ganjar atau siapapun itu tergantung ketua umum," tuturnya.

Ganjar heran

Ganjar pun heran atas munculnya kabar ini. Saat ditemui awak media, Rabu (12/4/2023), dia enggan menanggapi lantaran sedang fokus mengurus mudik Lebaran.

"Lha wong ki urusan (lha ini urusan) mudik, kok urusan rekom (rekomendasi), ki lho," kata Ganjar saat meninggalkan lokasi Rakor Linsek Operasi Ketupat Candi 2023 di Hotel Patra Semarang, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Bela FX Rudy soal Restu Megawati untuk Ganjar, Pacul: Dia Sudah Klarifikasi, Kan Selesai

Sebagaimana kader PDI-P lainnya, Ganjar menegaskan, urusan capres merupakan kewenangan Megawati Soekarnoputri. Dia pun mengaku tak tahu menahu kader partai banteng yang mendapat rekomendasi dari Mega.

Restu opo lho (restu apa)? Urusan rekom itu urusannya Bu Mega. Itu kewenangan beliau, belum tahu kita. Tugas saya masih ngurus mudik," tegasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com