Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PKS: Jokowi Mestinya Beri Contoh Nyata Dulu Sebelum Marah-marah ke Kemenhan soal Impor

Kompas.com - 17/03/2023, 06:11 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta mengatakan, teguran yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terkait impor senjata dan seragam sebenarnya bagus.

Akan tetapi, Sukamta menilai Jokowi seharusnya memberi contoh nyata terlebih dahulu sebelum marah-marah ke bawahan.

"Seruan Presiden ini bagus sebenarnya. Tapi mestinya beliau memberi contoh nyata dulu sebelum menuntut, apalagi marah-marah pada bawahannya," ujar Sukamta saat dimintai konfirmasi, Kamis (16/3/2023).

Sukamta mengungkapkan, di tengah seruan setop atau mengurangi impor, Jokowi melalui berbagai aturan dan pernyataan menterinya justru memberikan insentif besar-besaran kepada pembelian mobil dan motor listrik.

Baca juga: Dukung Jokowi, Anggota Komisi I Sebut Impor Harus Jadi Pilihan Terakhir Kemenhan

Padahal, kata Sukamta, mobil dan motor listrik itu jelas-jelas merupakan produk impor.

"Dulu saat ramai-ramainya kenaikan harga BBM, saya salah satu yang mendorong beralih dari kendaraan BBM ke listrik. Tapi, maksud saya adalah kesempatan untuk memanfaatkan pasar besar ini dengan mendorong produksi dalam negeri, bukan justru mengambil pasar dalam negeri dengan impor," katanya.

"Ini kan jadi kontradiksi antara yang diserukan dalam berbagai kesempatan, bahkan sampai marah-marah dan membodoh-bodohkan pelaku impor, tetapi kebijakannya justru mendorong impor barang lain, bahkan dikasih insentif besar-besaran pakai APBN," ujar Sukamta lagi.

Oleh karena itu, Sukamta menyebut wajar apabila masyarakat menjadi curiga dengan Jokowi yang menegur bawahannya untuk menghentikan impor senjata hingga seragam.

Sebab, bisa saja sebenarnya ada kepentingan yang berhimpitan dalam peristiwa impor yang terjadi ini.

Baca juga: Impor Senjata-Seragam TNI-Polri Dinilai Dampak Omnibus Law Jokowi

Sementara itu, terkait alat utama sistem senjata (alutsista), Sukamta menekankan seharusnya Indonesia memanfaatkan produk dalam negeri.

"Itu teorinya memang harus begitu. Menurut peraturan perundangan yang ada, alutsista harus mengutamakan produksi dalam negeri. Atau kalau impor harus ada transfer of technology, apalagi sekadar pakaian," ujarnya.

Sukamta mengaku, ia sudah sering menyerukan alutsista harus memanfaatkan industri pertahanan dalam negeri di setiap kesempatan rapat.

Namun, ia meminta masyarakat untuk melihat saja kondisi yang terjadi sebenarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Kemenhan dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk membeli seragam dan senjata buatan dalam negeri.

Baca juga: Sentilan Jokowi dan Dinamika Terbuka TNI Vs Polri Terkait Senjata Impor Brimob

Jokowi mengatakan, pengadaan seragam dan senjata bagi aparat seharusnya tidak perlu melalui impor karena industri dalam negeri sudah mampu menyediakannya, bahkan mengekspornya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasional
Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Nasional
BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com