Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Singgung Ada Kelompok Diuntungkan Impor Senjata TNI-Polri

Kompas.com - 15/03/2023, 23:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf, menduga terdapat faktor kepentingan yang menguntungkan kelompok tertentu di balik pengadaan senjata TNI-Polri yang dilakukan secara impor.

Kebijakan impor dalam pengadaan senjata hingga seragam oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Polri membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan teguran.

"Kondisi semacam ini disebabkan oleh dugaan kuatnya permainan kepentingan dalam pengadaan alutsista atau barang jasa lainnya di sektor pertahanan yang menguntungkan segelintir orang atau kelompok," kata Al Araf saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Menurut Al Araf, Indonesia sudah semestinya terus berupaya membangun kemandirian pertahanan dengan mengutamakan industri dalam negeri dan industri strategis lainya yang menunjang sektor itu.

Baca juga: Dicurhati Luhut soal Penyedia Makanan Tentara Masih Satu Produsen, Jokowi: Nanti Saya Cek

Jika pola seperti itu diterapkan, maka pilihan membeli dari luar negeri atau impor adalah opsi yang paling akhir.

Akan tetapi, kata Al Araf, yang terjadi justru pemerintah cenderung menikmati impor senjata dengan alasan industri dalam negeri belum mampu.

"Padahal kemampuan industri dalam negeri sebenarnya audah cukup mempuni, hanya saja tidak ada komitmen dukungan pemerintah dan konsumen dalam negeri yang akan memesan dan membelinya," ujar Al Araf.

Baca juga: Jokowi: Pajak Dikumpulkan dengan Sulit, tapi Kita Belikan Produk Luar Negeri

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menegur Kemenhan dan Polri membeli seragam dan senjata buatan dalam negeri. Menurut Jokowi, produk industri tekstil dan persenjataan dalam negeri sudah bersaing, dan bahkan produknya sudah diekspor.

Jokowi memaklumi jika Kemenhan mengimpor alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi seperti pesawat tempur, peluru kendali, atau kapal perang.

"Tapi kalau senjata, peluru, kita sudah bisa. Apalagi hanya sepatu, kenapa harus beli dari luar?" kata Jokowi dalam pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Jokowi meminta Kemenhan dan Polri mengutamakan membeli produk dalam negeri dalam pengadaan senjata, peluru, hingga seragam.

Baca juga: Jokowi: Kalau Produk Dalam Negeri Sudah Masuk E-Katalog, Dibeli, Jangan Dibiarkan Saja

"Saya minta di Kemenhan, di Polri, seragam militer. Kita ini sudah bikin, ekspor ke semua negara, eh kita malah beli dari luar, sepatu, senjata, kita bisa bikin lho," ucap Jokowi.

Jokowi juga menyebutkan bahwa ia sudah berulang kali menekankan agar seluruh jajaran pemerintah menggunakan produk dalam negeri guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Dengan kita membeli produk-produk dalam negeri, otomatis pertumbuhan ekonomi kita akan naik, kemudian juga barang-barang produksi kita sendiri juga bisa kita gunakan," kata Jokowi.

Jokowi berulang kali mengingatkan jajajaran pemerintah pusat dan daerah untuk membeli produk-produk dalam negeri.

Baca juga: Jokowi Singgung Kemenhan-Polri yang Impor Seragam-Senjata

"Saya hadir terus, kenapa saya hadir, karena saya lihat ini sangat strategis dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi.

(Penulis : Ardito Ramadhan | Editor : Dani Prabowo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com