Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Politik Jokowi Legal asal Tak Kerahkan Fasilitas Negara

Kompas.com - 01/12/2022, 05:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang ciri-ciri fisik penggantinya seolah mempromosikan salah seorang tokoh politik menuai kritik dari kelompok oposisi.

Pernyataan yang dilontarkan Presiden Jokowi terjadi dalam kegiatan temu relawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (26/11/2022).

Saat itu Presiden Jokowi mengatakan, ciri-ciri pemimpin yang ideal terlihat dari fisiknya, yakni mempunyai kerutan di wajah dan berambut putih.

Baca juga: Soal Kriteria Capres Ideal Versi Jokowi, Zulkifli Hasan: Itu Airlangga dan Mardiono Kerutan Semua Wajahnya

Pernyataan Jokowi itu dinilai merujuk kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebab, Ganjar yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dikenal dengan ciri fisiknya yang memiliki rambut putih.

Akan tetapi, menurut Ketua DPP PDI-P Said Abdullah, pernyataan Jokowi itu tidak merujuk atau mempromosikan tokoh politik mana pun.

Selain itu, Said juga menyatakan kewenangan menentukan dukungan terhadap seorang calon presiden berada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Di sisi lain, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta Presiden Jokowi fokus kerja menyelesaikan tugas-tugasnya, bukan memikirkan urusan capres 2024.

Baca juga: Jokowi Diminta Tak Banyak Ikut Campur soal Pilpres, Relawan Membela

"Saran kami, Presiden fokus bekerja perbaiki kondisi negeri ini di sisa waktu dua tahun ini. Rakyat banyak yang kesulitan ekonominya, makan sehari-hari pun berat," kata Herzaky kepada Kompas.com, Minggu (27/11/2022).

Herzaky menilai seharusnya Presiden Jokowi mengutamakan hal-hal lain yang lebih penting yang dibutuhkan rakyat ketimbang memberikan sinyal dukungan kepada tokoh politik yang digadang-gadang akan menjadi bakal calon presiden.

"Tak perlulah sibuk kasih kode sana-sini untuk urusan capres 2024. Apalagi mengumpulkan relawan. Memangnya ini musim kampanye? Lebih baik uang buat mobilisasi relawan kemarin, dipakai buat bantu korban bencana Cianjur. Bakal jauh lebih bermanfaat dan bermartabat," kata Herzaky.

Baca juga: PDI-P Minta Jokowi Tinggalkan Relawan, Ketua Dewan Musra: Tidak Mungkin

Dibolehkan

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan melontarkan sinyal-sinyal dukungan kepada tokoh politik tertentu menjelang tahun politik tidak melanggar aturan dan undang-undang.

"Kalau sekadar memberikan komentar yang ditafsirkan sebagai bentuk endorsement, bukankah itu hak politik setiap warga juga? Dijamin undang-undang," kata Hamdi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Misteri Si Rambut Putih Pilihan Jokowi

Akan tetapi, Hamdi mengingatkan walaupun tidak ada larangan Jokowi menyampaikan dukungan kepada para kandidat potensial capres, dia terikat dengan aturan hukum supaya tidak menyalahgunakan wewenang.

"Yang masalah kalau Jokowi sebagai petahana mempergunakan sumber daya pemerintahan atau fasilitas negara untuk kepentingan salah satu kontestan atau kandidat. Ini bisa jadi masalah nepotisme, atau kolusi yang serius," ucap Hamdi.

Di sisi lain, Hamdi menilai masyarakat diharapkan menggunakan akal dan logika ketika tokoh politik menyampaikan kode-kode atau pernyataan dukungan terhadap orang yang dinilai potensial menjadi capres.

Sebab menurut dia hal itu bisa jadi hanya berupa gimik yang hanya digunakan sebagai amunisi buat memupuk popularitas para tokoh politik yang disebut-sebut bakal bersaing dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.

Baca juga: Demokrat Diuntungkan dengan Kekecewaan Masyarakat terhadap Pemerintahan Jokowi

"Pada intinya apa-apa saja ucapan dan gestur dari aktor politik selalu akan menjadi tafsir politik yang ramai," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com