Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitasnya Diprediksi di Bawah Ambang Batas Parlemen, PPP: Cambuk bagi Kami

Kompas.com - 01/12/2022, 04:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono menyatakan, hasil survei Charta Politika yang menunjukkan elektabilitas PPP berada di bawah ambang batas parlemen akan menjadi lecutan bagi partai tersebut.

"Hasil-hasil survei yang disampaikan oleh lembaga-lembaga survei itu merupakan cambuk bagi kami juga kritik bagi kami untuk kita bisa kerja lebih keras lagi," kata Mardiono di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Kendati demikian, Mardiono menyebutkan bahwa lembaga-lembaga survei kerap kali menempatkan PPP sebagai partai yang berada di papan bawah.

Baca juga: PPP Respons SMRC soal Suara Anjlok: Pemilih Kami Banyak di Pelosok, Tak Terjamah Lembaga Survei

Padahal, menurut Mardiono, PPP memiliki basis massa yang loyal sehingga partai ini mampu bertahan di parlemen meski dilanda masalah internal pada tahun politik yakni 2014 dan 2019.

"Walupun di dua pemilu itu kita punya masalah di internal kita, tetapi di 2014 kita masih eksis, masih dapat 39 kursi, bahkan naik dari pemilu sebelumnya," kata Mardiono.

Sementara itu, Mardiono mengeklaim partai berlambang kakbah itu jauh lebih solid dalam menghadapi Pemilu 2024 dibanding dua pemilu sebelumnya.

"Di 2024 nyaris konsolidasi nasional kami, partai persatuan pembangunan, itu yang terbaik karena saya sudah mengikuti hampir 5 kali pemiihan umum, ini konsolidasi nasional yang kita lakukan saat ini adalah konsolidasi yang terbaik," kata dia.

Baca juga: Diprediksi Tak Lolos, PPP: Faktanya, 4 Kali Pemilu Kami Tetap di Parlemen

Berdasarkan survei Charta Politika pada 5-13 November 2022, PPP tercatat memiliki elektabilitas sebesar 2 persen, atau di bawah ambang batas parlemen 4 persen.

Bila diurutkan, elektabilitas PPP juga turun ke peringkat 10, disusul Partai Perindo yang keterpilihannya 2,6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com