Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Kuliah Jokowi Heran Mengapa Banyak Orang "Termakan" Isu Ijazah Palsu

Kompas.com - 23/10/2022, 06:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Teman seangkatan Presiden Joko Widodo semasa kuliah, Adriana merasa heran, mengapa banyak orang percaya terhadap isu ijazah palsu Jokowi.

"Pak Jokowi dianggap memalsukan (ijazah), dianggap pembohong, itu apa dasarnya?" ujar Adriana saat berbincang dengan Kompas,com, Minggu (16/10/2022).

Sepengetahuannya, institusi pendidikan tempat di mana Presiden Jokowi pernah mengenyam bangku sekolah mulai SD, SMP, SMA, hingga universitas telah memberikan klarifikasi tentang isu ijazah palsu Jokowi.

Seluruhnya mengonfirmasi bahwa Jokowi memang benar pernah sekolah di tempat tersebut dan lulus dengan wajar.

"Apalagi kami-kami ini yang teman kuliah. Kami ini saksi sejarah. Kami memang teman dan tahu persis mulai Pak Jokowi masuk sampai lulus," ujar Adriana.

Terlebih, teman-teman satu angkatan kuliah di UGM masih menjalin tali silaturahim satu sama lain sampai saat ini. Nama ikatan alumnus angkatan mereka adalah Spirit'80.

Adriana melanjutkan, secara pribadi ia cukup gemas dengan semakin liarnya isu ijazah palsu Jokowi. Apalagi, tidak sedikit orang-orang di sekitarnya yang bertanya ke Adriana secara langsung tentang kebenaran isu tersebut.

Melalui media sosial, Adriana sebelumnya memang sudah dikenal sebagai teman satu angkatan Presiden Jokowi semasa kuliah di UGM.

"Ya saya katakan apa adanya, saya memang saksi bahwa Pak Jokowi itu kuliah di UGM dan lulus bareng sama saya. Jadi, apa lagi yang mesti dibuktikan?" ujar Adriana yang kini aktif mengajar di UGM.

Diketahui, Jokowi masuk UGM pada tahun 1980. Ia menempuh program studi Fakultas Kehutanan.

Berdasarkan keterangan teman-teman seangkatan, jumlah mahasiswa dalam angkatan tersebut sebanyak 80 di mana 8 orang di antaranya adalah perempuan, termasuk Adriana.

Jokowi menempuh pendidikan di UGM selama lima tahun serta lulus tahun 1980.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com